Baca Berita

Pengawas Sekolah Kemenag Bintan, Rudi A. Putra Hadiri Maulid Nabi di SDN 01 Toapaya

Berita

Pengawas Sekolah Kemenag Bintan, Rudi A. Putra Hadiri Maulid Nabi di  SDN 01 Toapaya

 

Kemenag Bintan (Humas)--- Pengawas Sekolah Dasar Kantor Kemenag Bintan, Rudi A. Putra menghadiri kegiatan peringatan maulid nabi Muhammad SAW di SDN 01 Toapaya, Kamis, 28 September 2023. Kegiatan diawali dengan pembacaan shalawat nabi oleh para siswa.

 

Sementara itu, dalam tausiyahnya ustadz Maidi mencerikan sejarah kelahiran Rasulullah SAW kepada siswa SD Negeri 01 Toapaya. Maidi mengatakan Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT ke dunia. Nabi Muhammad SAW lahir di Mekkah, tepatnya pada Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.

 

Sejak kecil, Nabi Muhammad tumbuh tanpa sosok ayah. Ayahnya, Abdullah, meninggal dunia ketika Nabi masih di dalam kandungan. Sementara ibunya, Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika Nabi berusia 6 tahun.

 

Nabi Muhammad lahir di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Disebut tahun Gajah karena Raja Habasyah pada tahun kelahiran Nabi mengirim bala tentara ke Mekkah untuk merobohkan Ka’bah. Di dalam bala tentara itu terdapat gajah yang sangat besar. Lalu Allah menghancurkan bala tentara tersebut tepat di hari kelahiran Nabi Muhammad.

 

Nabi Muhammad lahir dari rahim Aminah binti Wahab yang menikah dengan Abdullah. Namun, Abdullah wafat ketika usia pernikahan mereka berumur 7 bulan. Saat itu, Nabi Muhammad belum lahir. Nabi Muhammad SAW Lahir dalam kondisi yatim.

 

Dikutip dari buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad (2001), Nabi Muhammad lahir di rumah pamannya, Abu Thalib. Ketika itu, bidan yang membantu kelahiran Nabi Muhammad bernama Siti Syifa, ibu sahabat Abdur Rahman.

 

Saat itu, Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad, sedang thawaf di Ka’bah. Dia mendapat kabar bahwa Aminah melahirkan seorang anak laki-laki. Dengan perasaan gembira, Abdul Muthalib tidak sabar menemui Aminah dan melihat cucunya yang baru lahir. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad kecil dipeluk dan digendong oleh Abdul Muthalib. Dia segera membawa Nabi Muhammad ke Ka’bah.

 

Sewaktu kecil, Nabi Muhammad diserahkan kepada Halimah Sa'diah untuk disusukan. Hal ini telah menjadi tradisi bangsa Arab, di mana mereka akan menyusukan sang anak kepada perempuan desa tempat tinggal mereka. Namun, sebelum diserahkan ke Halimah Sa'diah, Nabi pernah disusukan kepada perempuan bernama Tsuwaibah, budak pamannya, Abu Lahab yang sudah dimerdekakan. Saat itu Nabi masih berusia 3 hari. Nabi Muhammad disusukan oleh Tsuwaibah hanya beberapa hari saja sebelum akhirnya diserahkan ke Halimah Sa'diah.

 

Nabi Muhammad diberi nama Muhammad ketika berusia 7 hari. Hal itu sebagaimana tradisi bangsa Arab pada masa itu. Saat itu, Nabi dikhitan oleh kakeknya sendiri, Abdul Muthalib. Berdasarkan riwayat, Abdul Muthalib mengadakan satu perjamuan besar di rumahnya. Hampir semua pembesar dan para bangsawan di Kota Mekkah hadir dalam jamuan itu. Di antara tamu yang hadir, ada yang bertanya mengapa bayi itu diberi nama Muhammad. Sebab, nama itu tidak biasa dipakai oleh bangsa Arab. "Aku berharap mudah-mudahan dia (anak yang baru lahir) menjadi orang yang terpuji di langit pada sisi Allah dan terpuji di bumi pada sisi makhluk-Nya," jawab Abdul Muthalib.

 

Kontri : Rudi. A. Putra

Bagikan Postingan Ini:
© Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan