Balai Litbang Agama Jakarta Gelar FGD Penguatan Moderasi Beragama dan Kerukunan
Balai Litbang Agama Jakarta Gelar FGD Penguatan Moderasi Beragama
dan Kerukunan
Kemenag Bintan (Humas)_Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Bintan, H. Erman Zaruddin dan Kasubbag Tata Usaha, H. Syahjohan mengikuti
kegiatan FGD bertema penguatan harmonisasi dan kerukunan yang diselenggarakan
oleh Balai Litbang Agama Jakarta, Selasa, 18 April 2023 di Aula Kanwil Kemenag Kepri.
Diskusi ini bertujuan untuk memverifikasi data dan merumuskan output bahan kebijakan, setelah sebelumnya tim Balai Litbang Agama Jakarta melakukan pengumpulan data bahan kebijakan terkait kerukunan umat beragama di sejumlah wilayah termasuk di Bintan.
FGD menghadirkan dua orang narasumber yakni Reza Perwira dari Balai Litbang Agama Jakarta dan Anastasia Wiwik Swastiwi, dosen UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji).
Reza Perwira yang dua kali mengunjungi Bintan selama periode Maret- April 2023 mengatakan ciri khas Kepulauan Riau yang ditemui di lapangan antara lain, pengembangan bisnis & perdagangan sebagai kebutuhan primer terpenuhi, keterbukaan & penerimaan atas masuknya outsider (orang luar) serta dukungan dari kemajuan teknologi, pengembangan budaya terutama budaya melayu yang positif, tingkat partisipasi angkatan kerja yang tinggi, dan penurunan tingkat pengangguran yang semakin menurun setiap tahunnya.
“Kekuatan ekonomi di Kepri bagus, penerimaan
terhadap outsider juga bagus, Kepri juga mengadopsi budaya
leluhur yang ramah dan terbuka, tingkat partisipasi kerja tinggi dari target
yang dicanangkan, oleh sebab itu jarang ditemui pengangguran, beragama profesi
ada di sini. Ini yang menjadi faktor yang menguatkan kerukunan di sini,” kata
Reza.
Etnis dan suku terbesar yang mendiami Kepri
didominasi oleh 3 etnis yakni Melayu, Bugis, dan Tionghoa. Reza menambahkan,
ketiga etnis ini telah hidup berdampingan sejak zaman dulu, dan ini tercatat
dalam sejarah.
Dari data kuantitatif indeks KUB sejak tahun 2017
hingga 2022, menunjukkan kenaikan setiap tahunnya di Provinsi Kepulauan Riau.
“Berdasarkan nilai indikator toleransi,
kesetaraan, dan kerja sama, indeks kerukunan di Provinsi Kepri terus meningkat,
hingga terakhir tahun 2022 85,78 persen (menjadi yang tertinggi secara
nasional),” bebernya.
Selanjutnya, narasumber kedua, Anastasia Wiwik
Swastiwi, dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UMRAH mengupas
harmonisasi keragaman di tanah melayu dari akar sejarah dan budaya. Senada
dengan Reza Perwira, Wiwik mengakui etnis melayu sudah terbuka menerima bangsa
luar sejak zaman kesultanan di mana secara geografis Kepri berada di tempat
strategis dan ssebagai etalase etnis nusantara.