Beri Tausiyah Ngopi, KH. Muhammad Nu’man Uraikan Pentingnya Muhasabah
Beri Tausiyah Ngopi, KH. Muhammad Nu’man
Uraikan Pentingnya Muhasabah
Kemenag Bintan (Humas) – Giat Ngobrol
Perkara Iman (Ngopi) edisi Jumat, 19 Juli 2024 menghadirkan KH. Muhammad Nu’man
yang merupakan penyuluh agama Islam Kecamatan Teluk Bintan. Hadir dalam giat
Ngopi tersebut para pejabat pengawas, pengawas madrasah dan seluruh ASN.
Kegiatan digelar di aula Kantor Kemenag Bintan, Ceruk Ijuk.
Dalam tausiyahnya Kyai Nu’man
mengatakan sebagai umat dari Rasulullah
SAW, umat Islam diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tiap waktunya menjadi orang
yang lebih baik. Perubahan ini dilandaskan pada hadits orang yang amal usahanya
lebih buruk dari hari kemarin menurut hadits nabi termasuk orang yang celaka.
Landasan hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: "Barang siapa yang hari ini lebih
baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang
siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi
dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah
tergolong orang yang celaka." (HR Al Hakim).
Orang yang selalu berusaha lebih baik dianggap
sebagai orang yang beruntung ini menjadi motivasi sekaligus pengingat
Rasulullah SAW kepada umatnya dalam hal umur rata-rata kehidupan manusia.
Rasulullah SAW menyebut umur umatnya berkisar di antara 60 hingga
70 tahun.
Artinya: "Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang mampu untuk
melampaui umur tersebut." (HR Ibnu Majah).
Hadits di atas menjadi pengingat yang secara
spesifik kepada kaumnya yang mulai menyamai bahkan melebihi usia Rasulullah
SAW. Dikutip dari tulisan Muhammad Taqwa Yunus dalam buku Jangan Suruh Nina
Bobo bahwa kita sebagai umat Rasulullah SAW harus mulai muhasabah diri.
Muhasabah artinya adalah mengintrospeksi diri atau
berkaca. Hal ini dilakukan agar kita bisa mengukur amal ibadah kita dan
senantiasa merasa khawatir kalau usia kita semakin berkurang sedangkan amal
kita tidak bertambah.
Hal ini juga didukung dengan selalu mengingat
bahwa bisa kapan saja ruh kita dipisahkan dari raga kita dengan bagaimana cara
dan waktunya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa
orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian sekaligus
mempersiapkan diri untuk menghadapi kedatangannya.
Hatiman