Catatan Rakernas Kemenag 2023, Ini Program Prioritas Dan Outlook 2023 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kemenag Bintan (Humas)_Pelaksanaan Rakernas Kementerian Agama 2023 baru saja berakhir, terdapat beberapa catatan penting yang disampaikan oleh para narasumber dalam kegiatan tersebut.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A dalam paparannya mengatakan dalam program prioritas dan outlook 2023, rasio penyuluh agama dengan kelompok sasaran yang mendapatkan bimbingan agama Islam masih terdapat gap sebesar 0,55 jika dibandingkan dengan target 2024 sebesar 1:5.
Untuk persentase frekuensi penyuluh agama Islam kepada kelompok sasaran atau binaan yang memenuhi standar minimal terdapat gap 10,06%, karena realisasi saat ini baru mencapai 89.94%.
Tingkat moderasi beragama kelompok sasaran penyuluh agama juga menyisakan gap sebesar 6.97% dari target 95% pada 2024.
Bagaimana dengan konflik berlatar agama? Kamaruddin Amin menyebut persentase kasus konflik intra umat beragama yang mampu diselesaikan sudah sepenuhnya berhasil dilaksanakan. Pada indikator persentase kasus konflik budaya dan agama yang diselesaikan juga telah mampu sepenuhnya diselesaikan.
Persentase layanan administrasi keagamaan secara digital dalam mendukung transformasi digital sudah tidak terdapat gap dengan target 96%. Untuk Persentase KUA yang memenuhi standar pelayanan sudah terdapat gap, mengingat pihaknya mentargetkan 61%, sementara saat ini sudah tercapai 67,45%.
Pada indikator persentase partisipasi umat beragama dalam dana sosial keagamaan berupa zakat sudah tidak ada gap, bahkan melebihi target sebesar 169,49%. Pada indikator persentase peningkatan wakaf produktif masih terdapat gap 9,67%. Sementara untuk indikator persentase partisipasi umat beragama dalam wakaf masih terdapat gap 1,49%.
Kamaruddin Amin menawarkan sejumlah solusi untuk mengatasi gap tersebut, antara lain dengan sejumlah langkah berikut, antara lain penguatan bimbingan dan konsultasi keagamaan, penguatan syiar keagamaan, reproduksi literasi keagamaan, mendorong partisipiasi fialntropi Islam, penguatan pelayanan keagamaan berbasis KUA, pendampingan keagamaan berbasis masjid, penguatan narasi moderasi beragama dan kerukunan antar dan intern umat beragaman, fasilitasi ormas keagamaan dan tokoh agama sebagai aktor moderasi beragama dan deteksi dini potensi konflik sosial dan keagamaan.
(Prahum_Hatiman)