Dirjen Bimas Islam Sebut Potensi Zakat di Indonesia Capai Rp.400 Triliun
Dirjen
Bimas Islam Sebut Potensi Zakat di Indonesia Capai Rp.400 Triliun
Kemenag
Bintan (Humas) – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Kamaruddin
Amin mengatakan dirinya bahagia karena setelah diskusi panjang dengan
berbagai pihak akhirnya kegiatan Lebaran Yatim dapat terlaksana dengan baik
pada tahun ini yang merupakan kegiatan perdana.
Dengan banyak
stakeholders yang datang pada hari ini, ada dua juta defabel dan anak yatim
yang dibantu sekitar 4 juta yatim dan defabel yang ada di Indonesia, Selasa, 16
Juli 2024. Kegiatan disejalankan dengan kick off dan launching program Direktorat
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf yang diharapkan berdampak jangka panjang.
Kamaruddin Amin
juga mengatakan kantor KUA akan dioptimalkan dalam kegiatan pemberdayakan
ekonomi umat. Setidaknya ada 189 KUA yang diengage dalam program ekonomi umat untuk
membantu ekonomi umat. Demikian pula untuk kegiatan kampung zakat juga akan
dikembangkan untuk meningkatkan literasi zakat sehingga lebih banyak orang yang
berzakat dan dalam jangka panjang akan dikembangkan berbasis kecamatan.
Sementara itu
potensi zakat yang dapat dikembangkan mencapai Rp.400 triliun di Indonesia.
Saat yang sudah terserap sebanyak Rp.31 triliun. Untuk itu pihaknya mentarget Rp100
triliun pada tahun depan. Dengan demikian zakat menjadi powerfull dalam
mengentaskan kemiskinan.
“Harusnya tidak
ada lagi orang miskin di Indonesia dengan besarnya potensi zakat yang ada,”
jelasnya.
Dirjen Bimas
Islam itu juga mengatakan akan mengoptimalkan inkubasi wakaf produktif dengan
kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan wakaf produktif tentunya dengan
pelibatan Baznas dan BWI. Program kota wakaf sebagai salah satu cita-cita yang
cukup panjang akan segera diwujudkan. Banyak kota yang layak diusulkan menjadi
kota wakaf.
“Bukan saja
seremonial belaka tetapi menjadi model kota wakaf dengan syarat utama dukungan
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten setempat. Tanah-tanah wakaf wajib
tersertifikasi. Terima kasih kepada Pemko dan Pemkab yang sudah antusias
mewujudkan kota wakaf untuk mengentaskan kemiskinan melalui lembaga filantropi
dengan melibatkan lembaga keuangan seperti perbankkan,” ujarnya.
Hatiman.