Kakan Kemenag Bintan Hadiri Seminar Internasional Dan Dialog Sastra
Kakan Kemenag
Bintan Hadiri Seminar Internasional Dan Dialog Sastra
Kemenag
Bintan (Humas)--- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan, H. Erman
Zaruddin menghadiri seminar internasional dan dialog sastra Festival Sastra Internasional
Gunung Bintan dengan tema Penyair, Karya dan Proses Kreatifitasnya. Kegiatan
digelar di auditorium Razali Jaya STAIN SAR Kepri, Senin, 30 Oktober 2023.
Hadir dalam
kegiatan tersebut Ketua STAIN SAR Kepri, Juramadi Esram, Dato Rida K. Liamsi,
dan Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri. Hadir pula dalam
kegiatan tersebut sejumlah sastrawan internasional baik dari Indonesia,
Malaysia dan Singapore.
Sebagai
narasumber dalam dialog antara lain Saleeh Rahamad, Hasan Aspahani, dan
Mosthamir Thalib dengan host Fatih Muftih.
Rida K.
Liamsi dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut merupakan festifal yang
dilakukan setelah pandemi berlalu. Dia mengatakan format festival senantiasa
berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Mengubah model dialog dari
tahun sebelumnya.
Sementara
itu, Ketua STAIN SAR Kepri, Muhammad Faisal mengaku sangat bahagia dengan
pertemuan tersebut. Menurutnya kegiatan tersebut akan menambah pengalaman dan
promosi gratis STAIN SAR Kepri di regional Asia Tenggara mengingat usia kampus
yang relatif muda.
“Kita dukung
terus festival, dan kesempatan ini merupakan kesempatan emas yang harus
dimanfaatkan sebesar-besarnya,” kata Faisal.
Saleeh
Rahamad, yang merupakan sastrawan asal Malaysia menguraikan bagaimana dia
menemukan inspirasi dalam kemacetan lalu lintas kota. Menurutnya lalu linta
kota yang macet justru menciptakan ruang-ruang sunyi yang produktif untuk
menulis karya sastra.
Berbeda lagi
dengan Hasan Aspahani yang menguraikan pengalamannya dalam menciptakan karya
sastra. Dia mengatakan menulis merupakan kristalisasi dari pengalaman,
imajinasi dan olah pikir hasil dari membaca literasi lainnya.
Hasan
Aspahani mengatakan penyair akan menghadapi tantangan kemajuan artifisial
intelegence. AI menurutnya membutuhkan kesan pertama tetapi tidak dapat
menciptakan kesan pertama.
“Tantangan
kita sebagai penyair yang datang belakangan adalah menggali lebih dalam atas
karya-karya terdahulu,” ujarnya.
Sementara
itu, Mosthamir Thalib mengatakan dirinya lebih produktif karena memanfaatkan perangkat
handphone terutama melalui media sosial.
“Saya lebih
banyak memberikan kritik sosial dengan mendalami lingkungan luar sebagai salah
satu inspirasi,” ucapnya.
Prahum_Hatiman