Kakankemenag Bintan Safari Ramadan ke Masjid Baitussyakur Tembeling
(Kemenag
Bintan) – Selasa (20/4/2022), Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten
Bintan, H. Erman Zaruddin, melakukan kunjungan safari Ramadan ke Masjid
Baitussyakur Tembeling Kecamatan Teluk Bintan pada 17 Ramadan 1443 H. Pada
safari Ramadan ke- 5 yang dilaksanakan jajaran Kantor Kemenag Bintan ini juga
turut dihadiri oleh Kasi PHU (Penyelenggara Haji dan Umrah), Kasi PD-Pontren
(Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren), Penyelenggara Zakat Wakaf, Pengawas
MI/RA, dan staf.
Seusai melaksanakan salat zuhur berjemaah, Kakankemenag Bintan, Erman, pada saat itu langsung menyerahkan bantuan beberapa kitab Al-Qur’an kepada pengurus masjid. Dalam sambutannya, Erman berpesan agar pada akhir bulan Ramadan dapat dimanfaatkan untuk meraih maghfirah (ampunan) dan rahmat Allah.
“Jika kita menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadan ini maka berhasillah ibadah yang kita lakukan selama bulan suci ini. Kita mempunyai kesempatan yang sama dalam meraih kebaikan di bulan Ramadan ini, karena yang berada di sisi Allah yang paling mulia adalah hamba yang paling takwa, tidak pandang jabatan duniawi, bisa jadi nelayan di laut dipandang Allah lebih takwa,” ucap Erman pada kegiatan yang juga dihadiri oleh Camat dan Kepala KUA Kecamatan Teluk Bintan tersebut.
“Kita berupaya membuat yang terbaik dalam hidup, selaku orang tua berikan yang terbaik kepada keluarga, selaku pemimpin berikan yang terbaik kepada bawahan dan semua pihak. Dunia ini singkat, mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya selama Allah masih memberikan kesempatan kepada kita, kita tentunya berharap hidup kita berakhir dengan husnul khotimah,” ujar Erman.
Erman menambahkan, manusia adalah makhluk yang tidak berdaya tanpa kehendak Allah. Manusia bukan malaikat dan juga bukan setan, tetapi berada di antara keduanya.
“Jika hati dan perbuatan melakukan kejahatan maka kita condong oleh bujuk rayu setan, sebaliknya jika hati dan perbuatan mencerminkan kebaikan maka kita condong pada (sifat) malaikat. Untuk itu untuk membimbing hati agar selalu condong kea rah kebaikan kita butuh siraman rohani setiap selesai salat berjemaah seperti ini,” terang Erman.
Dalam kesempatan itu, Erman menginformasikan bahwa pada tanggal 21 s.d. 23 April 2022, Kemenag bersama PBNU dan Polri akan melaksanakan program Sejuta Vaksinasi yang dilakukan secara serentak se-Indonesia. Titik lokasi pelaksanaan vaksinasi di wilayah Bintan sendiri yaitu berada di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Tanjung Uban, STAIN SAR Kepri, MTsN Bintan, dan Gedung Community Center Gunung Kijang. Ia juga menyampaikan perihal program 10 juta sertifikasi halal dari BPJPH, di mana Provinsi Kepulauan Riau mendapat jatah 100 ribu sertifikat halal.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian tausiah singkat oleh Kasi PD-Pontren Kemenag Bintan, H. Rostam Efendi. Ia menyampaikan bahwa selama bulan Ramadan terdapat 2 perintah dari Allah yang ditunaikan umat Islam yakni salat berjemaah dan puasa. Dengan menunaikan 2 perintah ini, umat Islam termasuk ke dalam golongan khoirul bariyyah, sebaik-baik makhluk.
Rostam menerangkan bahwa semua perintah Allah melalui ajaran agama Islam dapat teraih oleh semua hambaNya karena memang Allah yang menganugerahkannya. “Bayangkan, kita di Indonesia, sedangkan Islam diturunkan di Mekkah, tetapi sampai juga Islam ke Tembeling ini padahal kita jarang ke sana bahkan ada yang belum pernah tetapi kita bisa mengucapkan syahadat, nikmat iman ini adalah semata-mata karena Allah yang mengaruniakannya kepada kita,” urai Rostam.
Rostam menyebutkan ada alternatif ibadah yang dapat dilakukan dengan modal yang tidak sebesar ibadah haji ataupun infak/sedekah, yaitu salat dan puasa. Namun di antara salat dan puasa, ibadah salat masih membutuhkan pakaian dan alat salat untuk menunaikannya, sedangkan ibadah puasa hanya bermodalkan kemauan untuk menahan nafsu dari terbit fajar hingga azan maghrib.
“Kalau salat beribadahnya adalah dengan melaksanakan, sedangkan puasa beribadahnya adalah dengan meninggalkan (hal-hal yang halal) di siang hari. Modal puasa sedikit yaitu sanggup tidak lapar dan haus, tidak semua orang bisa salat tetapi semua orang bisa berpuasa. Salat meskipun sebentar tetapi lebih berat untuk dilakukan, buktinya anak-anak usia 7-9 tahun sanggup berpuasa tetapi belum tentu sanggup salat. Puasa adalah nikmat dari Allah dan memiliki keutamannya sendiri. Begitu juga dengan salat, kalau kita ditakdirkan bisa sujud menyembah Allah, maka berbahagialah akan nikmat itu, karena itu adalah nikmat yang paling baik,” pungkasnya. (AP)