Kantor Kemenag Bintan Gelar Silaturahmi Perruas Indonesia dan Malaysia
Kantor
Kemenag Bintan Gelar Silaturahmi Perruas Indonesia dan Malaysia
Kemenag
Bintan (Humas)--- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan menggelar kegiatan
silaturahmi Perruas Indonesia dan Malaysia di aula Kantor Kemenag Bintan,
Senin, 30 Oktober 2023.
Dilansir dari
situs resminya, Perruas merupakan Perkumpulan Rumah Seni Asnur yang Bermula dari aktivitas seni di Rumah
Seni Asnur, Depok, sejak tahun 2014 dengan berbagai banyak kegiatan telah
diselenggarakan antara lain Gerakan 1000 Guru Asean Menulis Puisi tahun 2018
mencatat Rekor MURI sebagai buku puisi dengan penulis terbanyak di dunia,
Pementasan Drama Musikal 4 Negara : Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam tahun 2019, Festival Literais Perruas 2019, Gerakan Menulis Pantun
Budaya tahun 2020, Gerakan 1000 Guru
Asean Menulis Pantun 2021 kembali mencatat rekor MURI sebagai buku pantun
dengan penulis terbanyak di dunia. Tahun 2022 juga dilakukan pemecahan rekor
MURI dengan program penulisan gurindam dengan penulis terbanyak.
Kepala Kantor
Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin selaku Koordinator Perruas Kepulauan Riau
mengatakan inisiasi karya sastra yang berbasis pada budaya lokal perlu terus
diperkuat. Misalnya dengan membuat puisi dengan menggunakan bahasa daerah.
Tujuannya tentu saja untuk mempertahankan eksistensi bahasa lokal yang kian
punah.
Sejak 2018
hingga saat ini dipercaya sebagai koordinator Perruas Kepulauan Riau selalu
aktif mengikuti kegiatan seni dan sastra yang dilaksanakan di Taman Ismail
Marzuki, Jakarta.
“Kami
mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan yang bersejarah ini.
Momentum ini akan menjadi catatan penting bagaimana karya sastra dipertahankan
kelestariannya,” ujar Erman Zaruddin.
Pimpinan
Perruas Pusat, Asrizal Nur mengatakan Perruas sudah melakukan banyak kegiatan
seni dan sastra bertaraf internasional dan telah memperoleh rekor MURI.
“Tentu saja
tujuan gerakan ini untuk mempertahankan kebudayaan kita karena di luar sana ada
gerakan yang ingin menghancurkan kebudayaan kita. Kelompok liberal
mengembangkan budaya materialistis yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita,”
ujarnya.
Asnur
mengatakan manusia cenderung menjadi robot dan tidak memiliki sifat humanity.
Dia menganggap sastra Melayu paling mungkin untuk mengembalikan budaya yang penuh
kesantunan. Seni dan sastra menjadi spirit kehidupan.
“Karya sastra
bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat. Energi sastra menjadi magnet yang
membawa manusia pada perikehidupan. Pendekatan yang dikembangkan melalui empati
yang dikembangkan lewat sastra,” ucapnya.
Asnur
menegaskan pembangunan tidak melulu fisik semata, tetapi sastra dan kebudaayaan
juga perlu dikembangkan.
“Dari Aceh
hingga Papua sudah bersyair. Perruas bermisi mengembalikan sastra sebagai nilai
kehidupan. Perruas mengembalikan nilai kemanusiaan kita, karena para pemimpin
pun wajib memiliki spirit kebudayaan,” imbuhnya.
Kegiatan juga
menampilkan para penyair yang membacakan puisi karya masing-masing termasuk
Asrizal Nur. Dalam pertemuan tersebut
juga dihadiri oleh Koordinator Perruas Malaysia.
Prahum_Hatiman