Kasi PD-Pontren Kemenag Bintan Ulas Peristiwa Nuzulul Qur’an Dalam Surah Al-Qadr
(Kemenag Bintan) – Selasa
(19/4/2022), pada ceramah pagi yang bertepatan dengan peringatan Nuzulul
Qur’an, 17 Ramadan 1443 H, Kasi (Kepala Seksi) PD-Pontren (Pendidikan Diniyah
dan Pondok Pesantren) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan, H.
Rostam Efendi, mengulas peristiwa Nuzulul Qur’an atau turunnya Al-Qur’an dalam
Surah Al-Qadr. Kegiatan ini bertempat di Aula Kantor Kemenag Bintan.
Mengawali tausiahnya, Rostam menanyakan kepada hadirin kata apakah dari nazala yang bermakna turun, anzalna yang bermakna telah menurunkannya, dan nazzala yang bermakna menurunkannya secara berulang-ulang, yang menggambarkan peristiwa turunnya wahyu Al-Qur’an ini.
Rostam pun menjawab, yang menggambarkan peristiwa turunnya Al-Qur’an ini adalah nazzala, yang berarti sesungguhnya Kami benar-benar telah menurunkannya berulang-ulang, karena Al-Qur’an diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril secara berulang-ulang dalam masa 23 tahun. Sedangkan nazala, yaitu saat pertama Allah menurunkan wahyu pertama nya yaitu Surah Al- ‘Alaq melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah Saw di Gua Hira’.
“Sementara anzalna adalah turunnya Al-Qur’an dari lauhul mahfuz ke baitul izzah, rumah kemuliaan, yaitu lapisan langit terakhir, yang paling dekat dengan dunia. Seperti yang diketahui langit itu terdiri dari 7 lapis,” terang Rostam.
“Turunnya Al-Qur’an pada tanggal 17 Ramadan sebagaimana yang kita peringati ini adalah turunnya wahyu Allah di baitul izzah ke bumi, namun dalam Al-Qur’an diredaksikan dalam Surah Al-Qadr dengan inna anzalnaa hu fii lailatil qadr yang berarti Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar, yaitu pada malam qadar,” sambungnya.
Pada saat itu Rostam menegaskan bahwa Jibril diperintahkan Allah untuk secara berangsur-angsur menyampaikan firmanNya ke bumi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an itu secara bertahap-tahap.
“Hikmah bagi kita dalam memperingati Nuzulul Qur’an ini bahwa Allah adalah Tuhan yang maha hebat, pintar, sempurna, yang mengatur hamba-Nya melalui tahapan-tahapan. Hal ini juga diadopsi oleh manusia ketika membuat Undang-Undang/peraturan, tidak serta merta langsung jadi, ada tahapannya,” ungkapnya. (AP)