Kasubdit Kelembagaan dan Kerja sama DIKTIS Bersama Kakankemenag Bintan Beri Motivasi Kepada Guru RA
(Kemenag Bintan) – Kasubdit
Kelembagaan pada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Thabib
Al Asyhar dan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Bintan,
Erman Zaruddin, memberi motivasi kepada guru RA yang tergabung dalam IGRA
(Ikatan Guru Raudhatul Athfal) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Kabupaten
Bintan dan Kota Tanjungpinang.
Dalam pengarahannya pada pembukaan kegiatan Workshop Guru IGRA tersebut, Kasubdit Kelembagaan pada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Thabib Al Asyhar menyampaikan bahwa guru RA adalah orang kedua yang mendidik anak setelah orang tua.
“Guru RA sebagai seorang guru dan seorang ibu, wajah Indonesia nantinya bergantung pada bagaimana ibu guru semua mendidik anak,” ucap Thabib pada kegiatan yang bertempat di Aula Kanwil Kemenag Kepri itu.
Thabib mengatakan banyak yang mengira mengajar hanya transfer of knowledge, padahal peran guru lebih dari itu, yakni bagaimana membentuk karakter dan akhlak yang mulia. Kemudian, Thabib menjelaskan tentang 3 tahapan usia bagaimana mendidik anak menurut Sayyidina Ali yang perlu diterapkan oleh para orang tua termasuk guru.
“Pada tahapan awal perlakukan anak sebagai raja hingga usia 7 tahun, beri kasih sayang sepenuhnya. Sedangkan pada 7 tahun kedua, perlakukan anak seperti tawanan yang perlu pengawasan, karena usia 7 s.d. 14 tahun anak memasuki usia remaja awal, anak sudah mengenal lawan jenis, ingin mengungkapkan identitas dirinya, dan egonya berkembang sehingga perlu pengawasan dan bimbingan,” terang Instruktur Nasional Moderasi Beragama tersebut.
“Di atas usia 14 tahun ke atas perlakukan anak seperti sahabat, jangan digurui dan dibentak, ajak ngobrol dan bercengkerama tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi di sekolah,” imbuhnya.
Thabib menekankan agar jangan menanamkan ajaran agama dengan doktrin yang membuat pemahamannya menjadi keras. “Ajarkan anak-anak yang masih polos dengan pemahaman-pemahaman kasih saying tentang Islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin. Jangan kita menjudge orang lain dan merasa diri paling benar. Cintailah sesuatu yang tidak sempurna secara sempurna,” pesannya.
Sementara, secara singkat Kakankemenag Bintan, Erman Zaruddin, mengapresiasi kegiatan yang mengangkat tema “Mengubah Mindset dari Comfort Zone Menuju Growth Zone Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dan Menciptakan Kegiatan Aktif, Menyenangkan Berbasis STEAM” ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu contoh upaya meningkatkan kualitas diri guru RA.
“Menjadi guru itu berat tetapi yang diajarkan akan menjadi pahala di sisi Allah jika diiringi dengan niat yang baik. Hebatkan diri kita, majukan diri kita, baru bisa memajukan dan menghebatkan orang lain. Guru RA jangan merasa anak tiri dan jangan merasa terbiarkan. RA juga bagian dari Kemenag” ujar Erman.
Kegiatan dibuka oleh Kabag TU Abu Sufyan mewakili Kakanwil Kemenag Kepri. Ia berharap kegiatan ini dapat memberi gambaran tentang moderasi beragama kepada guru RA. Ia memberi apresiasi sebesar-besarnya kepada panitia yang telah mengadakan kegiatan ini. “Kita berharap kalau bisa nanti diupayakan kegiatan serupa di seluruh RA se-Kepri,” harapnya.
Kegiatan diisi oleh Ketua Pimpinan Wilayah IGRA Provinsi Kepri, Rahayu Liana, dan Dosen PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini) STAIN SAR Kepri, Lina Eka Retnaningsih. Kegiatan diikuti oleh 163 orang guru RA se- Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang. Tampak juga pada pembukaan kegiatan, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Bintan Hj. Khotijah bersama Pengawas RA/MI Bura’i, dan Kasi Pendidikan Islam Kemenag Tanjungpinang. (AP)