Kemenag Bintan Gelar Penyusunan Soal Ujian Madrasah dan RA Tahun 2022
(Kemenag
Bintan) – Jumat (11/3/2022), Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten
Bintan melalui Seksi Pendidikan Madrasah menggelar penyusunan soal ujian
madrasah (UM) dan Raudhatul Athfal (RA) tahun 2022. Kegiatan bertempat di Aula
Kantor Kemenag Bintan dan diisi oleh Sutarti, Pengembang Teknologi Pembelajaran
Kanwil Kemenag Kepri.
Dalam arahannya, Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin, meminta kepada peserta kegiatan yang terdiri dari guru MI, MTs, MAN, dan RA untuk tetap menjaga protokol kesehatan dalam melaksanakan aktivitas di sekolah. Ia berharap penyusunan soal ujian madrasah dan RA ini dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan dan sesuai silabus.
“Menyusun soal bukan kerja mudah, tidak sepele, teknik penyusunan soal tetap perlu bimbingan, mengapa perlu? Karena jangankan mengenai muatan soal, salah penulisan huruf saja dapat menimbulkan persoalan, apalagi ini soal pelajaran agama, ada Fikih, Al-Qur’an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Akidah Akhlak,” ucap Erman.
“Mudah-mudahan anak didik bisa menjawab dengan baik. Mudah-mudahan soal ujian yang disusun sesuai dengan tingkat kesulitan bagi anak. Mari kita berusaha untuk masa yang akan datang, semoga anak-anak kita dapat mengupayakan yang terbaik,” pungkasnya.
Pada saat itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Bintan, Hj. Khotijah menyampaikan beberapa hal terkait penyusunan soal ujian. Di antara nya, naskah soal tidak boleh mengandung unsur SARA, politik praktis, bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika. Ia menambahkan, jumlah soal ditetapkan oleh masing-masing madrasah sesuai proporsi yang diperlukan untuk mengukur kompetensi siswa.
“Penyusunan soal UM wajib memperhatikan prinsip utama pembelajaran pada masa pandemi yaitu keselamatan dan keamanan seluruh warga madrasah dari ancaman penyebaran Covid-19. Dengan demikian, soal UM disajikan secara proporsional dan mampu memancing munculnya kompetensi yang akan diukur, namun tidak sampai menimbulkan tersita nya banyak waktu dan kelelahan siswa yang berlebihan,” ujar Khotijah.
Kemudian kegiatan diisi dengan pemaparan dari Sutarti Pengembang Teknologi Pembelajaran Kanwil Kemenag Kepri. Ia meminta kepada para guru untuk membiasakan mengintegrasi soal dengan mata pelajaran lainnya, karena soal pada KSM (Kompetensi Sains Madrasah) juga terintegrasi antara Sosial, Sains, Agama, dan Matematika.
“Susun soal ujian dengan menyesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan masing-masing. Soal juga harus bervariasi karena tidak semua materi dapat diujian dengan pilihan ganda dan uraian, ada yang praktikal,” kata Sutarti.
Kemudian Sutarti menjelaskan tingkatan soal LOTS (lower order thinking skill), MOTS (middle order thinking skill), dan HOTS (high order thinking skill). Ia menyebutkan LOTS berisi soal seputar mengingat dan memahami materi, MOTS berisi soal seputar menerapkan materi, HOTS berisi soal seputar menganalisis, menilai, dan menciptakan. Setelah pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan koreksi soal yang telah disusun oleh peserta kegiatan. (AP)