Kemenag Bintan Gelar Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw 1443 H di Lingkup Internal
(Kemenag Bintan) – Jumat,
(4/3/2022), Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan menggelar
peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw 1443 H di Aula Kantor Kemenag Bintan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada waktu rutin NGOPI (Ngobrol Perkara Iman dan
Islam) ini hanya dihadiri oleh jajaran internal Kemenag Bintan.
“Meskipun kegiatan peringatan Isra Mikraj ini kecil tapi yang terpenting kita tetap mengadakannya sebagai bentuk rasa syukur turunnya perintah salat dan mengenang sekaligus mencontoh teladan Rasulullah,” ucap Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin, dalam pengarahannya sebelum membuka kegiatan.
Menurut Erman, jika ingin melihat akhlak Islam maka lihat lah bagaimana akhlak Rasulullah Saw. Untuk mengetahui akhlak Rasulullah tersebut dapat diketahui melalui catatan-catatan para sahabat dan ulama. “Dari catatan-catatan itu lah kita belajar mencontoh akhlak Rasulullah, walaupun berat dan tidak bisa 100%,” kata Erman.
“Mari kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari kemarin dengan memanfaatkan waktu untuk hal-hal kebaikan, jadikan Rasulullah sebagai contoh dalam hidup dan kehidupan,” ajaknya.
Erman menerangkan, tunjuk ajar Islam sangat lengkap, mulai dari bangun tidur sampai ke tidur lagi. Islam juga menerangkan tentang bagaimana menjalin dan menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah/ basariyah. Mengkaitkan antara hubungan penjagaan ukhuwah dengan pemberitaan di media massa saat ini, Erman meminta kepada jajarannya untuk menyaring sebelum sharing.
“Saat ini banyak bahasa-bahasa negatif dan penyampaian pesan secara terpotong (tidak utuh) sehingga menimbulkan fitnah. Orang cenderung merespons negatif tentang pesan yang disampaikan dengan sedikit berbeda dan sepotong-potong, apalagi disampaikan oleh pihak pemerintah meskipun maksudnya tidak demikian. Coba perhatikan, Indonesia lah negara yang termasuk paling bebas dalam menerapkan kebebasan beragama,” seru Erman mengakhiri pengarahannya.
Kemudian kegiatan diisi dengan penyampaian tausiah tentang Isra Mikraj oleh H. Parman Efendi, staf Seksi Pendidikan Madrasah. Ia mengajak hadirin untuk mengkaji ulang peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw yang Allah abadikan dalam Surat Al Isra. Menurutnya, peristiwa yang terabadikan dalam Al-Qur’an mempunyai arti peristiwa yang penting.
“Isra Mikraj adalah satu-satunya mukjizat yang hanya Allah berikan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi akhir zaman. Peristiwa ini mencakup perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina lalu ke Sidratul Muntaha yang hanya dilakukan selama sepertiga malam. Peristiwa ini sebagai ujian bagi umat manusia apakah dengan ini (Isra Mikraj dan perintah salat) manusia mau beriman/semakin mengimani atau malah sebaliknya,” tutur Parman.
Parman juga menceritakan Rasulullah dalam perjalanan Isra Mikraj mengemban amanah perintah salat untuk umatnya. Dari mula nya 50 waktu salat kemudian menjadi 5 waktu salat sehari dengan jumlah 17 rakaat. Parman menyebutkan, 5 waktu salat setiap hari saja manusia masih berat menjalankannya meskipun disebutkan bahwa salat fajar/subuh adalah lebih berharga dari dunia dan seisinya.
Parman menjelaskan, terdapat beberapa hikmah dari perintah salat ini. Antara lain, salat mengajarkan manusia untuk memiliki sikap perbuatan yang baik dan benar, selaras antara hati dan perkataan (integritas) dan mencegah perbuatan keji dan munkar. “Jika belum bisa mencegah perbuatan keji dan munkar berarti salat yang dilakukan belum istikamah,” ujarnya.
“Salat juga mengajarkan untuk tawaduk (taat dan rendah hati), salah juga mengajarkan untuk menutup aurat. Salat juga mengajarkan kedisiplinan sesuai waktu nya, disiplin adalah langkah awal meraih kesuksesan. Jika tepat waktu beribadah maka insyaallah tepat waktu pula dalam menuntaskan pekerjaan. Salat jika dikerjakan dengan baik dan benar maka bisa memperbaiki tingkah laku kita,” lanjutnya.
“Salat juga sebagai sarana mengingat Allah, terutama apabila memahami arti bacaannya. Salat juga sebagai sarana meminta pertolongan kepada Allah. Salat bisa menyelesaikan masalah. Allah nya Nabi dan umat terdahulu adalah Allah yang sama yang kita sembah dan kita mintai pertolongan. Minta lah kepada Nya dengan sesungguh-sungguhnya agar pertolongan tersebut benar-benar datang,” tandasnya. (AP)