Kemenag Bintan Gelar Sosialisasi dan Pendampingan Asesmen Nasional Pada Madrasah
(Kemenag
Bintan) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan melalui Seksi
Pendidikan Madrasah menggelar kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan Asesmen
Nasional Pada Madrasah se- Kabupaten Bintan. Kegiatan sosialisasi sebagai
persiapan menjelang pelaksanaan AN (asesmen nasional 2022) ini bertempat di
Aula Kemenag Bintan, Jumat (17/6/2022).
Kegiatan sosialisasi dan pendampingan asesmen nasional ini diisi oleh Sub Koordinator (PTP) Pengembang Teknologi Pembelajaran Kanwil Kemenag Kepri, Sutarti, dan Helpdesk Asesmen Nasional Provinsi Kepri yang merupakan guru MAN Tanjungpinang, Yudi Handoko. Peserta pada kegiatan ini berjumlah 30 orang yang terdiri dari Kepala Madrasah Negeri, Proktor MI, MTs dan MA, serta Kordinator Teknis Madrasah dan Kemenag.
Dalam laporannya, Kasi (Kepala Seksi) Pendidikan Madrasah Kemenag Bintan, Hj. Khotijah, menyampaikan, Asesmen Nasional merupakan program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
“Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu ANBK, AKMI, dan Survei Lingkungan Belajar,” ujar Khotijah.
Khotijah dalam laporannya menambahkan, asesmen nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.
“Asesmen nasional menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan. Asesmen nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran,” terangnya.
Sementara itu, dalam pengarahannya, Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin, mengatakan, peningkatan mutu sekolah sulit tercapai jika tidak ada kemauan bagi semua pihak yang terlibat untuk mencari solusi dan melakukan perbaikan.
“Kita yang harus cari tahu bagaimana meningkatkan mutu sekolah. Itulah pentingnya literasi untuk terus bergerak memajukan lembaga kita. Asesmen ini bukan hanya menilai murid tetapi juga menilai guru, tenaga kependidikan, kepala madrasah, dan lembaganya, yayasan juga harus berbenah diri,” tutur Erman.
Erman berharap kepala madrasah dan proktor yang hadir sebagai peserta saat itu dapat membuat kegiatan asesmen nasional tahun 2022 ini menjadi lebih bagus. “Mudah-mudahan dalam asesmen ini, baik orang tua, guru, dan masyarakat semua dapat terlihat untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah kita. Ini PR kita bersama untuk meningkatkan kualitas diri dan lembaga pendidikan kita,” ungkapnya.
Selanjutnya, Sub Koordinator PTP Kanwil Kemenag Kepri, Sutarti, dalam penyampaiannya menyebutkan bahwa tahun ini adalah tahun kedua pelaksanaan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) di Kabupaten Bintan. Pelaksanaan ANBK tahun ini masih sama seperti tahun lalu yaitu siswa yang mengikuti asesmen adalah siswa kelas 5 bagi MI, siswa kelas 8 bagi MTs, dan siswa kelas 11 bagi MA.
Kemudian, Yudi Handoko, selaku pemateri Heldpesk Provinsi Kepri, pada saat itu mamparkan bahwa pada tahun ini peserta yang mengikuti asesmen nasional lebih banyak, karena selain siswa-siswi madrasah juga ada santri dari pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya.
“ANBK ini yang mendapatkan rapor penilaian adalah sekolahnya tentang bagaimana pendidikan yang berjalan di sekolah tersebut. Intinya ANBK sebagai evaluasi sistem pendidikan Indonesia. ANBK tidak diwajibkan tetapi memberi pengaruh bagi sekolah karena bisa saja pemerintah mau memberikan bantuan dari hasil penilaian itu. ANBK dilihat setiap tahun untuk memantau mutu sekolah,” jelas Yudi Handoko.
Secara singkat, Yudi menjelaskan ANBK terdiri dari AKM (asesmen kompetensi minimum) survei literasi numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Instrumen/format asesmen nasional ini berupa pilihan ganda (PG), PG Komplek, pertanyaan menjodohkan, isian singkat, dan soal uraian. Komposisi pertanyaan terdiri dari 20% pengetahuan, 50% aplikasi, dan 30% penalaran. Semua siswa, kepala madrasah, dan guru terlibat dalam mengisi pertanyaan asesmen ini. (AP)