Kepala Kemenag Bintan Kunjungan Tim Peneliti Balai Litbang Agama Jakarta
Kepala Kemenag Bintan Kunjungan Tim Peneliti Balai Litbang Agama Jakarta
Kemenag Bintan (Humas)_Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan menerima kunjungan tim peneliti Balai Litbang Agama Jakarta di ruang kerjanya, Rabu, 5 April 2023. Mereka yang hadir antara lain Reza Perwira, dan Ade Kasdeyanti. Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kasubbag Tata Usaha Kantor Kemenag Bintan, H. Syahjohan.
Reza Perwira mengatakan tujuannya ke Bintan dalam rangka melakukan observasi penjajakan penguatan harmonisasi dan kerukunan ummat beragama di Provinsi Kepulauan Riau.
Reza mengatakan untuk melakukan observasi di Kepulauan Riau tentunya harus mempelajari lebih jauh sejarah Kepulauan Riau yang salah satu pusatnya di Bintan.
“Kita akan mengobservasi kondisi kerukunan di Bintan mulai dari sejarah di Bintan dan seterusnya sampai observasi ke Makam Bukit Batu yang ada di Bintan,” kata Reza.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin menjelaskan sejarah kerukunan umat beragama di Kepulauan Riau merupakan sejarah panjang perjalanan bangsa. Bahkan sebelum bangsa ini berdiri, kerukunan di Kepulauan Riau sudah menjadi satu kesatuan dengan masyarakat Melayu.
Hal itu dibuktikan dengan lahirnya karya kesustraan Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang menurutnya penuh akan muatan tata kehidupan dalam konteks beragama, berbangsa dan bernegara.
“Kami melakukan kolaborasi dengan seluruh Pakem untuk mendiskusikan kondisi kerukunan di Bintan,” Sebutnya.
Erman Zaruddin mengatakan kenaikan indeks kerukunan di Kepulauan Riau tahun 2022 sebagaimana rilis indeks kerukunan nasional Kementerian Agama mencapai 85.78, naik dari angka tahun 2021 sebesar 76.20.
Erman Zaruddin menjelaskan, indeks kerukunan di sebuah provinsi tentu saja merupakan hasil pengukuran yang dilakukan secara holistic di seluruh Kabupaten /Kota se Kepulauan Riau, termasuk di Bintan.
Erman menyebutkan, indeks kerukunan tertinggi yang diraih Kepri mempunyai arti bahwa Kepri telah berhasil mengimplementasikan moderasi beragama. Ia menerangkan indikator moderasi beragama adalah memiliki wawasan kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan adaptif terhadap budaya lokal.
Erman menambahkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam penguatan moderasi beragama di Kabupaten Bintan. Penguatan moderasi beragama telah dilakukan kepada seluruh guru, penyuluh agama non PNS, pengurus FKUB, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Bahkan menurutnya penguatan moderasi beragama telah dilakukan terhadap pemangku Lembaga Adat Melayu Bintan. “Terkahir kami melakukan penguatan moderasi beragama bagi 50 pasangan keluarga Kristen di Bintan,” ujarnya.
“Jika berkaca pada rata-rata indeks kerukunan nasional yang 74, maka Kepri jauh berada di atas rata-rata nasional. Untuk mempertahankan indeks kerukunan pada level masyarakat agar dapat dipertahankan dengan baik, Kantor Kemenag Bintan akan terus bekerjasam dengan rumah moderasi yang ada di STAIN SAR Kepri untuk meningkatkan kualitas pemahaman moderasi beragama kepada masyarakat secara massif dan semua jajaran Kemenag Bintan memahami dan mengimplementasikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari,” pintanya.
Kunjungan diakhiri dengan mengunjugi Makam Bukit Batu. Kompleks
makam Marhum Bukitbatu merupakan makam keluarga Kerajaan Bentan. Di dalam makam
terdapat 6 buah makam antara lain: (1) Budayana, (2) Wan Pok (Wan Empuk), (3)
Wan Malani, (4) Wan Sri Beni, (5) Tok Telani, (6) Tok Hile (Tok Kelaun). Wan
Pok dan Wan Telani adalah dua orang perempuan yang berasal dari Bukit Siguntang
Mahameru. Mereka sampai ke Bintan mengikuti suami (Nila Pahlawan dan Krisna
Pendeta) yang merupakan sahabat Sang Sapurba dan Demang Lebar Daun yang
merupakan penguasa Sriwijaya. Mereka hijrah ke Bintan pada Abad ke XII.
Sedangkan Tok Telani adalah putra Demang Lebar Daun. Beliau memangku jabatan
setelah Bintan membuka negeri baru di Tumasik (Singapura). Sedangkan Wan Beni
adalah puteri Bintan yang menikah dengan Sang Nila Utama putera Sang Sapurba.
(Prahum_Hatiman)