Berita

Kuatkan Budaya Lokal, ASN Kemenag Bintan Ikuti Workshop Penulisan Puisi Folklore

Berita
Kuatkan Budaya Lokal, ASN Kemenag Bintan Ikuti Workshop Penulisan Puisi Folklore

Kemenag Bintan (Humas)_ Untuk terus mengasah kemampuan ASN Kantor Kemenag Bintan di bidang sastra, Kemenag Bintan menggelar kegiatan workshop setengah hari penulisan puisi adat istiadat (folklore) secara daring, Jumat, 15 September 2023.

Hadir secara online dan offline antara lain Kepala Kantor Kemenag Bintan, Ketua LAM Bintan  Datuk Musaffa Abbas, Penyair dari Banyuwangi Viefa, Dosen UNJ dan sastrawan Sam Mukhtar Chaniago dan Founder Obor Sastra Indonesia Halimah Munawir. 

Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin dalam sambutannya mengatakan Kepulauan Riau, Bintan khususnya menjadi gudangnya folklore. Cerita rakyat yang biasanya disampaikan secara lisan dapat dituangkan dalam bentuk puisi. Untuk itu pihaknya menyambut baik program yang diusung bersama Obor Sastra Indonesia. 

“Setelah kegiatan ini diharapkan akan lahir penulis-penulis dari Kepulauan Riau yang bisa diterbitkan karya puisinya terutama dalam mendukung folklore sebagai budaya bangsa yang wajib dilestarikan bersama,” ujar Erman. 

Ketua LAM Bintan, Datuk Musaffa Abbas yang hadir secara langsung di Kemenag Bintan mengatakan sejak dulu Bintan dikenal memiliki kekayaan sastra yang tidak ternilai. Para sastrawan Melayu selalu lahir di setiap dekade hingga kini. 

“Kami menyambut baik kegiatan yang mengusung semangat untuk melestarikan budaya khususnya budaya Melayu oleh budak Melayu. Tentu saja harapannya akan lahir penulis – penulis andal di Bintan yang terus mengangkat sastra terutama sastra lisan Melayu,” imbuhnya. 

Sebagai salah satu sastrawan Obor Sastra Indonesia yang bermukim di Banyuwangi, Viefa mengungkapkan kesiapannya membantu para penulis yang merupakan ASN Kemenag Bintan dan penulis di Kepulauan Riau. 

“Kami bersyukur, setelah berkibar di Banyuwangi, Bintan menjadi wilayah kedua yang siap bergerak bersama melestarikan sastra warisan budaya bangsa. Kami mengajak berbagai elemen di Banyuwangi untuk menulis karya sastra berupa puisi, dan hari ini saya mengajak berbagai elemen di Bintan untuk melakukan hal yang sama,” katanya. 

Viefa menjelaskan untuk dapat diterbitkan bersama, para penulis hanya cukup menuliskan dua karya dalam bentuk puisi. Satu karya puisi berisi 24 baris. Karya tersebut dilengkapi dengan biodata penulis secara singkat dengan disertai foto. 

“Kami tunggu dalam satu bulan ke depan untuk kami kurasi agar dapat diterbitkan. Harapannya setelah diterbitkan, dapat dilaunching dengan mengundang sejumlah pihak. Dapat pula didahului dengan kegiatan bedah buku atau kegiatan pendukung lainnya,” katanya lagi. 

Dosen UNJ dan sastrawan Sam Mukhtar Chaniago dalam sesi yang sama menjelaskan kegiatan bersama Obor Sastra Indonesia dapat terus menjaga budaya terkait tradisi lisan menjadi karya sastra tertulis. 

“Ini menjadi tugas kita mengangkat tradisi lisan untuk menuliskannya dalam bentuk puisi. Folklore ada dalam kehidupan rakyat kita. Unsurnya banyak mulai sejak manusia itu lahir sampai meninggal dunia yang tidak lepas dari tradisi. Kelahiran kita disambut oleh tradisi. Semuanya hidup di dalam masyarakat kita. Jangan sampai tradisi-tradisi tersebut hilang dan tidak diteruskan,” sebutnya. 

Berikut puisi folklore yang dapat dijadikan rujukan

Tuti Tarwiyah Adi

GAMBANG RANCAG: Gambang Betawi

Ini gambang rancag Betawi
Cerita bermula di tanah  pusaka  
Dibawa dalam rangkaian pantun
Pantun tersaji dalam kaitan bait
Ini gambang lagu kromong
Mengiring gerak gerik perancag
Bercerita berawal dengan bait tersaji
Mengantarkan kata demi kata 
“Kue sumping makanan orang
Pasang pelita, pasangnye digantung
Pasang kuping biarlah terang
Ini cerita tentang bang Pitung”
 
Ini gambang rancag Betawi
Tradisi lisan punya orang Jakarta
Pernah berjaya pada jamannya
Sekarang hanya jadi kenangan
Udah jarang orang nanggap ini barang
Barang seni indah ini emang hampir hilang
Hilang dari peredaran di dunia

“Kue sumping makanan orang
Pasang pelita, pasangnye digantung
Pasang kuping biarlah terang
Ini cerita tentang bang Pitung”

Ini gambang rancag Betawi
Tanah kuburannya sudah digali
Entah kapan akan diisi
Sungguh tragis ini tradisi

Rawamangun, 5 Juni 2023


Sam Mukhtar Chan

TAM TAMBUKU
SELERET DAON DELIME
: permainan anak Betawi menuju punah

tam tambuku 
tam tambuku
tam tambuku
seleret daon delime
patah lembing patah paku
trek belimbing tangkap satu
akhirnya kau tertangkap 
masuk dalam perangkap  permainan kami.  
kemanapun kau lari, 
kau akan kembali dalam cengkeram trek belimbing.  
kau harus memilih 
berada dalam kelompokku atau kelompok dia?  
kau yang harus tentukan sekarang.  

kini kau telah masuk dalam aturan main 
dalam permainan wak wak gung ini.  
memilih adalah sebuah kewajiban.  
berada dalam kelompok manapun, 
kau akan tetap diberi hak yang sama. 

tam tambuku 
seleret daon delima
patah lembing patah paku
trek belimbing tangkap satu

akhirnya, 
kau kutangkap lagi.

permainan ini 
harus terus kita langsungkan

tam tambuku 
tam tambuku
tam tambuku

Rawalumbu, 27 Mei 2022


Prahum_Hatiman
Bagikan Postingan Ini:
© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan