Mengapa KTI Penting? Ini Jawaban Dr. Firman Nugraha
Mengapa KTI Penting? Ini Jawaban Dr. Firman Nugraha
Kemenag Bintan (Humas)_ Dr.
Firman Nugraha, widyaiswara pada BDK Bandung yang menjadi narasumber pada
kegiatan pelatihan teknis karya tulis ilmiah bagi jabatan fungsional angkatan
II yang diselenggarakan oleh Loka Diklat Keagamaan Pekanbaru menguraikan materi
tentang karya tulis ilmiah pada hari pertama dengan memberikan gambaran
bagaimana membedakan antara karya tulis ilmiah dengan karya tulis non ilmiah
yang biasanya berupa karya tulis berjenis fiksi.
Mengapa KTI?
Firman Nugraha menjelaskan KTI
berguna untuk pengembangan profesi, meningkatkan pengetahuan dan menjadi amal
jariyah selama bermanfaat bagi masyarakat.
“Jadi tetap ada nilai ibadahnya,”
kata dia.
Sejak terbitnya Permenpan Nomor 1
Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Tertentu, butir kegiatan untuk JFT memang
tidak wajib tetapi tetap ada sebagai pengait kesesuaian dengan perjanjian
kinerja dengan pimpinan masing-masing.
“Karya ilmiah akan mendukung
analisis jabatan masing-masing jabatan fungsional. KTI berupa tulisan baik
cetak maupun non cetak. Tidak harus berupa cetakan karena sudah dikenal adanya
e-book dan jurnal-jurnal ilmiah digital,” imbuhnya.
Ciri ilmiah yang paling sederhana
yakni logis, sistematis dan empiris.
Bagaimana publikasi KTI
dilakukan?
KTI dipublikasikan dalam banyak
karya. Bisa berbentuk buku yang diterbitkan oleh suatu lembaga atau organisasi
profesi atau penerbit yang berbadan
hukum dan diedarkan secara nasional.
“Buku wajib berISBN.
Pemeringkatan jurnal ilmiah terdapat banyak jenisnya baik Sinta maupun jenis
lainnya,” ucapnya.
Saat ini banyak juga para penulis
menggunakan berbagai aplikasi bantuan seperti Google Cendekia untuk menemukan
berbagai sumber yang kita butuhkan.
(Prahum_Hatiman)