Ngobrol Perkara Iman, Muhammad Ridwan Kisahkan Kelahiran dan Perjuangan Rasulullah
Ngobrol
Perkara Iman, Muhammad Ridwan Kisahkan Kelahiran dan Perjuangan Rasulullah
Kemenag
Bintan (Humas)--- Memberikan tausiyah pada
kegiatan Ngobrol Perkara Iman (Ngopi) bagi jajaran Kantor Kemenag Bintan, Kasi
Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kemenag Bintan, Muhammad Ridwan
menceritakan kisah hidup Rasulullah secara singkat. Kegiatan dilaksanakan di
aula Kantor Kemenag Bintan, Jumat, 13 Oktober 2023.
Ketika Sayyidah Aminah binti Wahab
melahirkan Rasulullah, dia dibantu oleh Ummu Aiman. Nama asli Ummu
Aiman adalah Barakah binti Tsa’labah bin Amr bin Hashan bin Malik bin Salamah
bin Amr bin Nu’man.
Ummu Aiman
sebenarnya adalah budak kulit
hitam yang berasal dari Habsyah milik
ayah Nabi Muhammad SAW Abdullah bin Abdul Muthalib. Ummu Aiman kemudian
diwariskan kepada Aminah dan Nabi.
Meski dari
kalangan budak, Rasulullah SAW
sangat memuliakan dan menyayangi Ummu Aiman. Dedikasi Ummu Aiman kepada
keluarga Rasulullah sangat besar.
Ummu Aiman
dipersiapkan untuk melayani Aminah binti Wahab yang saat itu sedang mengandung
bayi Rasulullah. Semenjak Rasulullah lahir, Ummu Aiman menjadi pelayan utama.
Kata
Ridwan, para ahli sejarah menyebutkan, saat Rasulullah lahir, empat wanita
utama juga turut hadir menemani persalinan yang mulia itu. Selain Asy Syifa
sebagai bidan persalinan, hadir juga menemani Aminah Siti Hawa (Istri Nabi
Adam), Siti Hajar (Istri Nabi Ibrahim), Asiyah (Istri Fir’aun) dan Maryam
(Ibunda Nabi Isa as).
Banyak
kesaksian yang mengatakan Rasulullah lahir dalam kondisi wajahnya menghadap
Ka’bah, sudah dikhitan dan tubuhnya bersih. Saat itu Api Abadi Majusi padam.
Bahkan Allah Swt menutup rapat Informasi kelahiran Rasulullah dari pengetahuan
Iblis.
Wanita yang
pertama kali menyusui bayi Rasulullah adalah Tsuwaibah. Sebagai paman
Rasulullah, ketika itu Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena berjasa menyusui
saat Rasulullah masih bayi. Dan karena
itu pula, riwayat menyebut Allah sedikit meringankan azab kepada Abu Lahab
karena pernah memerdekakan Tsuwaibah.
Di kalangan
masyarakat Arab saat itu banyak perempuan yang baru melahirkan yang bekerja
menyusui bayi yang baru lahir sebagai profesi. Pada waktu itu menyusui bayi
yang lahir merupakan profesi bagi wanita untuk mendapatkan bayaran
tertentu.Saat itu Muhammad tidak ada yang mau menyusui karena Rasulullah adalah
anak yatim.
Rasulullah
selanjutnya menyusu kepada Halimah As Sa’diah. Saat itu Halimah juga sedang
menyusui anaknya yang masih bayi. Muhammad muda tumbuh dengan kebaikan akhlak
di masyarakat Arab ketika itu. Ketika muda Muhammad sudah mendapatkan banyak
kepercayaan masyarakat. Peristiwa paling bersejarah adalah ketika Ka’bah
kebanjiran sehingga membutuhkan renovasi. Setelah selesai direnovasi,
masyarakat Makkah saling mengklaim paling berhak untuk meletakkan kembali Hajar
Aswad ke tempat semula.
Muhammad muda
ketika itu mendapatkan kepercayaan untuk memimpin pemasangan kembali Hajar
Aswad dengan melibatkan semua kelompok masyarakat yang ada. Langkahnya itu
mencegah terjadinya perselisihan dan mempersatukan masyarakat Arab di Makkah.
Wahyu pertama yang diterima Rasulullah
SAW ialah di Gua Hira yang berupa surat Al Alaq ayat 1-5. Dalam pendapat
terkuatnya, momen penerimaan wahyu itu terjadi pada 17 Ramadan 610 M. Pada
bukit tersebut, Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu: "Iqra"
yang artinya bacalah.
Setelah menerima wahyu, Rasulullah
mengumpulkan keluarga terdekatnya termasuk paman-pamannya. Abu Lahab yang hadir ketika itu langsung marah dan menolak kebenaran
yang dibawa Rasulullah. Namun melalui perjuangan dakwah yang berat, Rasulullah
berhasil mengubah masyarakat Hijaz ketika itu.
Muhammad sendiri
merupakan seorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Saat itu hanya ada dua
orang saja yang bisa membaca dan menulis. Kemudian banyak sahabat yang belajar
membaca dan menulis. Semangat membaca mengalir di kalangan penduduk Hijaz.
Kemudian mulai tumbuh halaqah-halaqah yang mengajarkan belajar membaca dan
menulis. Selama 23 tahun Islam berkembang dengan ekspansi yang luar biasa.
Prahum_Hatiman