NGOPI Kemenag Bintan Bahas Panggilan dari Allah Dalam Al-Qur’an
(Kemenag
Bintan) – Jumat (1/4/2022), Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan
mengadakan kegiatan NGOPI (Ngobrol Perkara Iman dan Islam) terakhir menjelang
Ramadan 1443 H. Kegiatan NGOPI selama Ramadan nanti menjadi Kultum (kuliah tujuh
menit) yang dilakukan setiap hari.
Pada NGOPI yang diisi oleh H. Rostam Efendi, Kasi (Kepala Seksi) PD-Pontren (Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren). Mengawali tausiahnya, Rostam mengatakan Allah Swt ketika memanggil hambaNya untuk menunaikan perintahNya, Allah memanggil dengan panggilan terindah, terbaik, dan terhebat.
“Allah memanggil dengan kalimat, wahai orang-orang yang telah beriman. Panggilan di dalam Al-Quran banyak macamnya, kalau kita dipanggil untuk mengesakan Allah menggunakan ya ayyuhannasu, wahai manusia, karena keberadaan seluruh manusia adalah untuk menyembah Allah,” kata Rostam pada kegiatan yang bertempat di Aula Kantor Kemenag Bintan.
“Panggilan kepada ahlul kitab adalah wahai pemegang kitab. Dan seburuk-buruk panggilan yaitu kepada orang musyrik dan kafir yaitu, wahai orang-orang kafir. Jika kita mengesakan Allah, Allah akan memanggil dengan panggilan tersayang, wahai sekalian orang-orang yang telah beriman. Ini makna nya ibadah bernilai kebaikan bagi pelaku nya jika sudah beriman terlebih dahulu. Jika seseorang belum bersyahadat, maka salatnya belum bernilai ibadah,” urainya.
Rostam menyampaikan kalau yaa ayyuhaa alladzii adalah panggilan dari Allah kepada hambaNya yang terjadi setelah peristiwa hijrah. Artinya perintah dan larangan yang sifatnya ujian keimanan kebanyakannya terjadi setelah ditanamkan tauhid selama 13 tahun dari sebelum nabi hijrah, kecuali panggilan salat.
“Salat sudah diwajibkan ketika di Mekkah sebelum hijrah. Sedangkan ibadah zakat, puasa, dan haji, perintahnya diawali dengan yaa ayyuhalladzii, yaitu setelah hijrah. Bahkan di Surah Al Maidah yang membahas tentang perintah cara berwudhu secara resmi diberikan setelah peristiwa hijrah,” terang Rostam.
Berkaitan dengan bulan Ramadan, Rostam mengatakan bahwa puasa adalah ibadah untuk Allah, dan bulan Ramadan penuh dengan maghfirah (pengampunan). Dikatakannya, bisa jadi puasa yang rata-rata hanya berlangsung selama 12 jam ini tidak sebanding dengan banyaknya dosa-dosa yang telah lampau.
“Tetapi karena rahmat dan rahimnNya, Allah senang saja menghapus dosa-dosa kita yang telah lampau tersebut, dengan catatan kita berpuasa demi memenuhi panggilanNya,” tuturnya.
Dalam pengarahannya, Kepala Kantor Kemenag Bintan H. Erman Zaruddin berharap selama bulan Ramadan nanti ada peningkatan kegiatan positif melalui santapan rohani Ramadan dengan menggunakan fasilitas Aula ataupun Musala. Pada kesempatan itu, Erman juga mengingatkan agar seluruh jajarannya mempedomani SE Menteri Agama nomor 8 tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Pada Bulan Ramadan Dan Idulfitri Tahun 1443 H/2022 M, serta SE Menteri Agama nomor 5 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. (AP)