Berita

Ngopi, Rostam Ceritakan Kisah Kolaborasi Kaum Muhajirin dan Anshar

Berita

Ngopi, Rostam Ceritakan Kisah Kolaborasi Kaum Muhajirin dan Anshar

 

Kemenag Bintan (Humas) – Dalam tausiyahnya sempena giat Ngobrol Perkara Iman (Ngopi), Jumat, 12 Juli 2024, Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kemenag Bintan, H. Rostam Effendi mengatakan Allah banyak memuji bagi para perintis agama Islam dari mulai Islam dilahirkan pada fase awal bersama Rasulullah. Giat Ngopi digelar di aula Kantor Kemenag Bintan, Ceruk Ijuk, Bintan.

 

Rostam mengatakan oleh Allah para assabiqunal awwalun itu dipuji berulang-ulang dalam Al-Quran yang dijanjikan syurga oleh Allah. Perintis Islam yang ikut hijrah bersama Rasulullah dari Mekkah ke Madinah tidak terlalu banyak. Para ahli memperkirakan hanya sekitar 100 orang saja. Padahal masa dakwah Rasulullah di Makkah jauh lebih panjang.

 

Hijrahnya Rasulullah menjadi momentum perhitungan dimulainya kalender Islam di kala banyak momentum besar lainnya sudah terjadi.  Dengan kebijaksanaanya Khalifah Umar setelah bermusyawarah memilih peristiwa hijrah menjadi saat dimulainya tahun hijriyah sebagai inovasi dalam beragama dengan lahirnya kalender Islam.

 

Kaum muslim menerima penetapan Khalifah Umar dan didukung penuh. Dengan hijrah tersebut kebangkitan Islam sangat spektakuler. Hanya dalam waktu 10 tahun, Islam tumbuh bak cendawan di musim hujan.

 

Jika Islam disampaikan secara sembunyi sebelumnya, maka pada fase Madinah Islam disampaikan secara terbuka.

 

“Kaum Muhajirin yang memulai perjalanan hijrah ke Madinah oleh Allah disebut sebagai kaum fuqoro yang serba kekurangan padahal banyak diantara mereka adalah orang kaya saat di Makkah. Muhajirin itu berhijrah ke Madinah banyak yang melakukan perjalanan dengan bekal apa adanya bahkan tanpa bekal materi,” ujar Rostam.

 

Rostam mengatakan, Allah menyebut Muhajirin sebagai kaum yang didzolimi oleh kaum dan bahkan keluarga sendiri. Muhajirin datang ke Madinah dengan motivasi mengabdi kepada Allah dan Rasul-Nya dengan penuh keikhlasan.

 

“Sementara Anshar adalah kaum yang sudah mempersiapkan diri dan tanah air untuk ikhlas menyambut kaum muhajirin. Beda sikap antara orang Mekkah dan Madinah saat itu. Orang Makkah banyak yang menolak dan mencibir hadirnya Rasulullah di tengah mereka sendiri tetapi di Madinah Muhajirin diterima lapang dada dan bahagia oleh kaum Anshar,” ujar Rostam.

 

Kaum Anshor mencintai kaum Muhajirin yang baru saja datang. Muhajirin diprioritaskan oleh Anshor agar segera memperoleh kehidupan yang memadai. Dua kekuatan antara Muhajirin dan Anshor, kata Rostam selanjutnya menjadi kekuatan besar menyebar Islam sampai keluar dari jazirah Arab seperti yang kita rasakan saat ini.

 

Hatiman 

Bagikan Postingan Ini:
© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan