PDWK Hari Kelima di Kemenag Bintan Diskusikan Konsep dan Strategi Penguatan Moderasi Beragama
(Kemenag Bintan) – 30 ASN yang
terdiri dari guru MI/MTs/MA, penyuluh agama, dan penghulu e- Kabupaten Bintan diajak
berdiskusi mengenai konsep dan strategi penguatan moderasi beragama pada
kegiatan PDWK (Pelatihan Di Wilayah Kerja) yang diusung oleh LDK (Loka Diklat)
Pekanbaru, Jumat (23/9/2022).
Bertempat di Aula Kemenag Bintan, Kepala Biro (Kabiro) Kepegawaian Kementerian Agama (Kemenag) RI, Dr. Asroi, memaparkan tentang konsep moderasi beragama melalui sambungan Zoom kepada para peserta. Dalam uraiannya, ia menyebutkan terdapat 9 nilai moderasi beragama yang perlu diketahui seluruh umat beragama.
9 nilai moderasi beragama itu ialah cinta tanah air (muwathonah), ramah budaya (I’tibar al urf), musyawarah (syura), toleransi (tasammuh), berada di tengah-tengah (tawassuth), tegak lurus (I’tidal), reformasi (ishah), kepeloporan (qudwah), dan anti kekerasan. Sementara penyebab konflik (menurut Armahedi Azmar) terdiri dari, kesombongan intelektual, kesombongan emosional, dan kesombongan sosial.
Asro'i juga menjelaskan problem moderasi beragama yang dihadapi masyarakat Indonesia yakni minat baca yang kurang sehingga kurang pula wawasan tentang moderasi beragama. Untuk menyikapi hal ini, ia pun menerangkan beberapa strategi.
“Strategi penguatan moderasi beragama antara lain keluarga sakinah, pembangunan SDM, kesetaraan dan keadilan gender, penguatan cara pandang/sikap dan perilaku moderat, dan penanaman nilai-nilai agama. Hal ini dapat dilakukan dalam lingkup keluarga dan pendidikan, dua hal yang termasuk ranah Kementerian Agama,” ujar Kabiro Kepegawaian Kemenag RI tersebut kepada para peserta pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama.
Materi mengenai strategi penguatan moderasi beragama ini kemudian diperkuat Kembali oleh Widyaiswara dari BDK (Balai Diklat Keagamaan) Medan, Dr.. Najamuddin selaku narasumber kedua pada hari kelima pelatihan. Ia mengajak para peserta membedah dan mendiskusikan strategi-strategi penguatan moderasi beragama dan meminta peserta untuk merefleksikan hasil pelatihan, kemudian mengevaluasi, dan membuat rencana aksi guna memulihkan konflik yang terjadi.
Secara terpisah, menjelang penutupan pelatihan keesokan harinya, salah satu panitia pelatihan dari LDK Pekanbaru Andriandi, berharap mudah-mudahan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai ikhtiar menciptakan harmonisasi dan kerukunan umat beragama dan antar umat beragama khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Sebagaimana telah diberitakan, PDWK ini berlangsung selama 6 hari dari tanggal 19 s.d. 24 September 2022. (AP)