Pecahkan Masalah Umat, Erman Zaruddin Minta Digelar Seminar Mawaris
Pecahkan Masalah Umat, Erman Zaruddin Minta Digelar Seminar
Mawaris
Kemenag
Bintan (Humas)_ Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan, H. Erman
Zaruddin memberikan arahan kepada ASN Kemenag Bintan sempena kegiatan Ngopi
(Ngobrol Perkara Iman) di Musala Al Muhajirin Kantor Kemenag Bintan, Jumat, 7
Juli 2023. Hadir dalam kegiatan rutin tersebut para pejabat pengawas, pengawas
madrasah dan seluruh staf.
Erman
mengatakan perlunya dilakukan gelaran seminar yang khusus membahas ilmu mawaris
dalam Islam untuk ikut memeriahkan pekan Muharram 1445 H. Untuk tempatnya Erman
mengatakan akan digelar di STAIN SAR Kepri.
“Masalahnya
banyak umat Islam yang belum mengetahui permasalahan ilmu mawaris, padahal
Rasulullah mengatakan ilmu mawaris sangat perlu dipelajari oleh umat Islam,”
kata Erman. Nah, untuk seluruh pegawai silahkan menginventarisir permasalahan
waris yang sedang dihadapi sehingga bisa dipecahkan dalam forum itu,” ujarnya.
Erman turut
prihatin dengan meningginya angka perceraian yang terjadi di Indonesia. Pada
tahun 2022, angka perceraian secara nasional mencapai 516.334
kasus. Jelas angka ini
meningkat 15% dibandingkan 2021 yang mencapai 447.743 kasus.
Banyaknya kasus perceraian yang terjadi ini menjadi angka
perceraian tertinggi yang terjadi dalam enam tahun terakhir. Mayoritas kasus
perceraian yang terjadi pada 2022 merupakan cerai gugat, yang berarti gugatan
perceraian diajukan oleh pihak istri. Jumlahnya sebanyak 338.358 kasus atau
sebanyak 75,21% dari total kasus perceraian yang terjadi.
Adapun faktor penyebab utama perceraian yang terjadi pada
tahun 2022 ialah perselisihan dan pertengkaran. Jumlahnya sebanyak 284.169
kasus atau setara dengan 63,41% dari total faktor penyebab kasus perceraian
yang semakin tinggi di Indonesia. Kasus perceraian lainnya dilatarbelakangi
alasan permasalahan ekonomi, salah satu pihak meninggalkan, poligami, hingga
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Tantangan saat ini dalam membina keluarga sangat berat. Saat ini
kita masih menjadi budak teknologi, belum mampu mengoptimalkan teknologi untuk
kehidupan yang lebih baik. Padahal
ditemukannya teknologi termasuk artificial intelegence (AI) menjawab
tantangan zaman untuk membantu manusia memecahkan masalahnya dengan
kebijaksanaan manusia membuat kehidupan menjadi lebih baik dan mudah,” ujarnya.
Menurut
Erman, simpul akhirnya terletak pada tanggung jawab orang tua dalam menyiapkan
generasi yang lebih baik.
“Setiap anak
yang dilahirkan adalah suci, orang tua yang akan mewarnai kehidupan anak sampai
anak menjadi dewasa. Karena guru adalah fasilitator dan masyarakat sebagai
kontrol sosial,” ucap Erman.
Erman
mengingatkan pilihan menjadi PNS Kemenag tetap wajib disyukuri. Pilihan menjadi
PNS Kemenag bukanlah untuk menjadi orang yang kaya dalam hal harta tetapi kaya
dengan pengabdian kepada masyarakat.
Prahum_Hatiman