Pendeta Evans D. Dongoran Uraikan Ajaran Kasih Dalam Perspektif Kristen
Pendeta Evans D. Dongoran Uraikan Ajaran
Kasih Dalam Perspektif Kristen
Kemenag Bintan (Humas) – Ketika Menyampaikan
materi moderasi beragama dalam konteks Kristen, Pendeta Evans D. Dongoran menguraikan
ajaran kasih dalam Kristen yang disebut dengan hukum kasih. Berikut inti ajaran
kasih menurutnya,
Pertama, ajaran kasih dalam Kekristenan
disebut dengan Hukum Kasih.
Kedua, Esensi aturan ini tidak hanya
sekedar mencakup esensi empatik dan moralitas saja namun lebih dari pada itu
karena esensinya bersifat sangat teologis.
Ketiga, Kasih Allah kepada manusia dalam
Perjnajian Lama terkonsep dalam kata khesed yang menunjukan kebaikan,
kemurahan Allah yang tanpa syarat, kasih setia yang memiliki keterkaitan dengan
perjanjian.
Keempat, Kata ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel, Allah menyatakan kasih-Nya di
dalam perjanjian.
Kelima, Kasih Allah kepada manusia dalam Perjanjian Baru,
dinyatakan dalam bentuk keselamatan yang merupakan rencana Allah. Keselamatan
tersebut merupakan bukti nyata komitmen kasih Allah dalam perjanjian-Nya.
Keenam, Yesus merupakan bukti kasih Allah dan merupakan satu
satunya jalan untuk keselamatan tersebut (bdg. Yoh. 14:6). Satu-satunya cara
Allah untuk memperbaiki relasi antara Allah dengan manusia hanya melalui
pengorbanan Yesus di kayu salib.
Ketujuh, Kasih manusia kepada Allah (Mat.
22:37-38) baik itu dalam Perjanjian Lama dan Baru merupakan suatu respons dari
manusia atas kasih Allah yang sudah diberikan kepada manusia.
Kedelapan, Dengan manusia menaati
ketetapan dan hukum-hukum Allah maka manusia sedang menjaga relasi dengan-Nya,
selain daripada itu juga manusia mengasihi Allah karena kesadaran akan status
kehidupan manusia adalah umat kepunyaan Allah, harta kesayangan, jantung hati,
biji mata Allah.
Kesimpulannya manusia perlu mengasihi
Allah dengan segala hidupnya. Kasih kepada sesama manusia merupakan suatu
pembuktian bahwa manusia mengasihi Allah sehingga manusia harus mengasihi
sesamanya manusia. Standar untuk mengasihi sesama adalah bagaimana mengasihi
diri sendiri seperti yang tertulis dalam Matius 22:39.
Hatiman.