Berita

Penyuluh Kristen Kemenag Bintan Gelar Pembinaan di Kawasan Wisata Lagoi

Kemenag Bintan (Humas) – Para penyuluh Kristen Kemenag Bintan menggelar penyuluhan di Kawasan Wisata Lagoi. Kegiatan dilaksanakan di Four Point Hotel, Lagoi. Penyuluh Kristen Kemenag Bintan, Sabar Manahan Hutagalung mengatakan kegiatan dapat digelar setelah pihaknya melakukan komunikasi yang intensif bersama manajemen Four Point Hotel.

“Pada akhirnya mereka menyambut baik kegiatan penyuluhan yang kita laksanakan,” ujar Sabar Manahan Hutagalung.

Kegiatan penyuluhan agama Kristen itu merupakan kegiatan perdana yang digelar sejak hotel Four Point berdiri dan beroperasi di Lagoi, sehingga antusias management dan karyawan sangat baik dalam mengikuti dan mengadakan kegiatan penyuluhan ini.

Sementara itu, Wylliam Adriaansz, penyuluh Kristen lainnya mengatakan apa yang menjadi tujuan Kemenag Kabupaten Bintan mengadakan kegiatan penyuluhan agama tersebut adalah cara pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menyampaikan serta mengkomunikasikan program - program pemerintah dalam bahasa keagamaan.

Sebagai contoh program tentang moderasi beragama yang sedang disosialisasikan pemerintah dalam rangka mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme  dari berbagai agama yang ada di Indonesia karena bertentangan dengan falsafah dan ideologi bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar negara.

Sabar Manahan Hutagalung dalam penyuluhannya mengajak management dan karyawan untuk mempraktekkan moderasi beragama di lingkungan kerja Hotel Four Point, sehingga dinamika kerja semakin kondusif dimana seluruh karyawan makin merasa kenyamanan dalam proses kerja di hotel.

Sabar juga menyampaikan bahwa dasar untuk terwujudnya moderasi beragama adalah cinta kasih. Cinta kasih yang dikembangkan dalam hidup beragama akan menumbuhkan penerimaan secara tulus kemajemukan dan keberbedaan dalam hidup bermasyarakat terkhusus masyarakat yang bekerja di hotel tersebut.

Sebagai penutup penyuluhannya Sabar mengutip ayat Alkitab dalam 1 Yohanes 4 : 20, ”Jika seseorang berkata : ‘aku mengasihi Allah; dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah seorang pendusta.” Jadi tidak mungkin kita mengaku mengasihi Allah tetapi kita membenci orang lain karena alasan perbedaan agama, ras, atau latar belakang mereka.

Wylliam Adriaansz