Ponpes Madani Tebuireng Juara Umum MTQ Santri Pondok Pesantren Kabupaten Bintan Tahun 2022
(Kemenag Bintan) – Pondok
Pesantren (ponpes) Madani Tebuireng Bintan menjadi juara Umum MTQ Santri untuk
santri pondok pesantren. Sebagaimana yang telah diberitakan, LPTQ bersama
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bintan menggelar MTQ santri untuk santri TPQ
dan MDT serta santri ponpes, Sabtu 5 November kemarin.
Meski kegiatan telah ditutup secara resmi oleh Ketua LPTQ I Bintan H. Erman Zaruddin pada hari yang sama di STAIN SAR Kepri, namun pada Ahad (6/11/2022), perlombaan cabang syarhil quran masih dilanjutkan karena belum selesai. Cabang syarhil quran ini diikuti oleh santri ponpes se- Kabupaten Bintan.
Keputusan juara umum ini disampaikan oleh Ketua Panitia, H. Rostam Efendi yang juga merupakan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) di Aula Kantor Kemenag Bintan sebagai tempat kedua pelaksanaan lomba syarhil quran lanjutan. Keputusan Ponpes Madani sebagai juara umum ini tertuang dalam Surat Keputusan LPTQ Kabupaten Bintan.
Disebutkan saat itu pula keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa keputusan dewan juri/hakim tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun. Piala juara umum diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin, yang saat itu hadir didampingi oleh Ketua DWP Kemenag Bintan, Hj. Ermayati, kepada sang juara.
Berikut 5 ponpes yang termasuk 5 terbaik dalam MTQ Santri Bintan tahun 2022;
1.
Ponpes Madani Tebubireng dengan jumlah nilai 33.
2.
Ponpes Al Idris Bintan dengan jumlah nilai 22.
3.
Ponpes Darul Fikri dengan jumlah nilai 11.
4.
Ponpes Mambaus Solihin dengan jumlah nilai 10.
5.
Ponpes Khadimul ummah dengan jumlah nilai 9.
Rostam Efendi secara terpisah mengucap rasa takjub dan bangga melihat penampilan para santri di ajang MTQ Santri ini. “Luar biasa membanggakan. Anak-anak ponpes kita di Bintan sudah bisa menampilkan kemampuannya, tampil di depan audiens yang sangat banyak. Ini adalah modal mereka untuk nantil tampil di depan masyarakat,” ungkap Rostam.
“Insyaallah, mereka telah dibekali modal untuk bisa berkiprah dan terjun di masyarakat. Keberanian berbicara di depan publik itu tidak cukup ilmu dalam buku tapi dibutuhkan praktik dan pengalaman,” tandasnya. (eri/AP)