Rostam Efendi Ceritakan Nilai Berharga Sebuah Rumput Bagi Kehidupan Manusia
(Kemenag
Bintan) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan kembali menggelar
NGOPI (Ngobrol Perkara Iman dan Islam), Jumat (18/2/2022). Materi tausiah yang
disampaikan Kyai Rostam Efendi, Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
kali ini, masih menyambung tentang hubungan manusia dengan makhluk Allah
lainnya yaitu hewan/binatang, dalam hal ini binatang ternak, yang dalam bahasa
arab nya adalah Al An’am.
Di Surah An Nahl, Allah menyampaikan kepada manusia, pada binatang ternak yang dikenal itu (unta, sapi, kambing, domba, kerbau) ada pelajaran yang sangat berharga bagi manusia. Di dalam surah tersebut, Allah menyampaikan, susu binatang ternak tersebut dimanfaatkan oleh manusia. Kemudian ditegaskan bahwa yang memberi minum manusia berupa susu tersebut adalah Allah, sedangkan binatang ternak tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi susu melainkan karena kekuasaanNya.
“Susu yang kita anggap minuman berharga, bahkan pakar gizi mengungkapkan susu mengandung manfaat bagi manusia, ini Allah sebutkan (susu pada binatang) terletak di antara kotoran dan darah. Tetapi ajaibnya ketika meminum susu, susu tidak beraroma dan terasa kotoran dan darah, murni susu. Ini satu tanda bahwa Allah Mahakuasa, meletakan satu benda berharga yang diapit dengan 2 najis, najis kotoran dan najis darah,” papar Rostam mengawali tausiahnya di Aula Kantor Kemenag Bintan.
Dijelaskannya, di antara kuasa Allah pada proses terbentuknya susu tersebut ialah dari makanan pokok binatang ternak yaitu rumput. Tidak hanya susu, rumput juga membentuk darah, daging, dan bulu pada binatang ternak. Sementara, rumput dalam pandangan manusia biasa saja, bahkan manusia dengan mudahnya membakar rumput seluas-luasnya, rumput bahkan menjadi problem jika tumbuh di lokasi yang tidak diinginkan.
“Jadi hal-hal yang dibutuhkan manusia ternyata dihasilkan dari barang-barang yang tidak punya nilai tinggi/besar. Dari bahan dasar yang sama melahirkan segala variasi kebutuhan manusia seperti bulu untuk pakaian, kulit binatang untuk makanan dan pakaian, daging untuk di makan, dan susu untuk diminum, semua dimulai dari rumput. Maka di ujung ayat (Surah An Nahl) ini Allah menyampaikan, bahwa pada perkara tersebut ada tanda kekuasaan Allah,” terangnya.
Rostam mengungkapkan, Surah An-Nahl persis diletakkan dalam urutan sebelum Surah Al-Isra. Pada Surah Al Isra disebutkan tentang peristiwa besar yang dialami Rasulullah Saw, yaitu perjalanan Isra Mikraj, melipat jarak dan waktu dari Mekkah ke Palestina, dari Baitul Haram ke Baitul Muqaddas, hanya dengan hitungan beberapa saat saja. Makna dari peristiwa ini untuk membuktikan kepada para penentang kerasulannya bahwa ia benar utusan Allah.
“Sementara kalau peristiwa Isra Mikraj pada Surah Al Isra ini sudah terjadi di masa lalu yang tercantum dan dapat kita baca dari Al-Qur’an, tetapi mata kita dan akal kita tidak langsung menyaksikannya karena sudah terjadi. Namun kekuasaan Allah lainnya masih disisakan untuk bisa kita saksikan yaitu dari binatang ternak. Seperti halnya materi NGOPI minggu lalu kita bisa menyaksikan tanda kekuasaan Allah dari seekor lebah. Artinya jika kita bisa meyaksikan danmengambil pelajaran dari mahluk Allah yang lain maka kita yakin Allah memiliki kekuasaan tidak terbatas atas sesuatu yang Ia kehendaki,” urai Rostam.
“Pelajaran atau ibrah dari kisah asal mula susu ini adalah, kita sebagai manusia jangan pernah menyepelekan barang atau benda yang terlihat tidak ada guna nya, justru dari barang tidak bernilai itu menjadi nyata, hadir, menopang kehidupan kita. Seperti rumput yang kita injak-injak dan dapat tumbuh di mana saja. Dari hal yang sepele itu lahir sesuatu yang dibutuhkan manusia,” ungkapnya.
“Contohnya, seorang ibu yang menyusui jika tidak mengonsumsi makanan yang dihasilkan alam ini maka tidak bisa menjadi air susu ibu (ASI). Maka jangan pernah menyepelekan apapun yang Allah ciptakan karena tidak ada sesuatu pun yang Allah ciptakan dengan kesia-siaan. Oran yang beriman menyaksikan segala sesuatu di alam raya sebagai penjelmaan kekuasaan Allah yang di dalamnya ada kebaikan dan hikmah yang bisa diambil,” tandasnya. (AP)