Sampaikan Materi Metamorfosa Dalam Islam, Rizha Hafiz Sebut Hidayah Nikmat Terbesar
Sampaikan Materi Metamorfosa Dalam Islam, Rizha Hafiz Sebut
Hidayah Nikmat Terbesar
Kemenag Bintan (Humas)--- Salah satu narasumber yang memberikan
materi dalam kegiatan pembinaan Muallaf se Kabupaten Bintan adalah Rizha Hafiz.
Dia adalah founder dan direktur Markaz Quran Kepulauan Riau.
Membawakan materi Metaformosa Dalam Islam, Rizha Hafiz, yang juga Ketua
Ikatan Dai Tanjungpinang, Kepulauan Riau itu mengatakan untuk menjadi kupu-kupu
yang indah butuh waktu lama sejak menjadi larva, ulat, kepompong dan akhirnya
menjadi kupu kupu.
“Harus ada metamorfosis. Tidak ada waktu santai untuk menjadi
lebih baik untuk menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa dengan izin Allah
Swt,” ujar Rizha.
Dia mengingatkan peserta untuk mensyukuri nikmat hidayah yang
datang tidak kepada semua orang. Hidayah adalah nikmat yang sangat mahal. Rizha
menceritakan kisah Abu Thalib.
Abu Thalib
adalah paman Nabi Muhammad SAW yang telah mengasuhnya sejak kepergian sang
kakek, Abdul Muththalib. Abu Thalib sangat menyayangi Nabi Muhammad seperti
anak kandungnya sendiri.
Disebutkan
dalam buku Orang Kafir dalam Keluarga Nabi SAW oleh Ahmad Sarwat, Abu Thalib
merupakan salah satu kerabat Nabi Muhammad SAW yang tidak mau mengakui
kenabiannya tatkala semua orang beriman di usia 40 tahun.
Meskipun
selalu melindungi semua perjuangan Nabi Muhammad SAW, hingga akhir hayatnya Abu
Thalib tetap tidak mau bersyahadat. Oleh karena nikmat hidayah wajib
disyukuri dengan penuh kesungguhan.
“Hidayah wajib dipertahankan dengan sebaik-baiknya bahkan Rasulullah
menyediakan doa untuk memohon hidayah bahkan dalam setiap rakaat salat. Dalam QS Al
Fatihah disebutkan melalui kalimat “ihdinassiratal
mustaqim dengan makna untuk ditunjuki ke jalan yang lurus menjadi penanda bahwa
hidayah wajib kita upayakan,” ujarnya.
“Hati - hati jika hidayah yang bisa saja terlepas dan kembali
kepada kemusyrikan. Berislamlah secara kaffah,” ucapnya.
Qs. al Araf 175 – 176 menjelaskan “Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), lalu jadilah dia termasuk orang yang sesat. Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir”.
Hatiman.