Sertifikat PPG Guru PAI Kabupaten Bintan Tahun 2021 Diserahkan
(Kemenag Bintan) – Sejumlah
guru PAI (Pendidikan Agama Islam) se- Kabupaten Bintan yang telah lulus program
PPG (Pendidikan Profesi Guru) tahun 2021 menerima sertifikat kelulusan.
Penyerahan sertifikat dilakukan secara simbolis langsung oleh pihak UIN
(Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung di Ruang Aula Kantor
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan, Kamis (10/3/2022).
Penyerahan sertifikat tersebut disejalankan dengan evaluasi pelaksanaan PPG PAI tahun 2021. Turut hadir pada kegiatan tersebut Kabag TU Kanwil Kemenag Kepri H. Abu Sufyan yang didampingi oleh Sub. Koordinator Pengembang Teknologi Pembelajaran Pendidikan Menengah Tuti Masruchah, Kepala Kantor Kemenag Bintan H. Erman Zaruddin yang didampingi oleh Kasi PAIS Erwin, Kepala Kankemenag Kota Tanjungpinang H. Ahmad Husain, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bintan H. Tamsir, perwakilan Kadisdik Provinsi Kepulauan Riau Refri, dan rombongan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diketuai oleh Dr. H. Dindin Jamaluddin Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah.
Pada saat itu, Tuti Masruchah selaku Sub. Koordinator Pengembang Teknologi Pembelajaran Pendidikan Menengah melaporkan, hanya 4 orang yang tidak lulus dari jumlah total 184 peserta PPG tahun 2021 se- Provinsi Kepulauan Riau, dan 1 orang meninggal dunia. “Dari 184 peserta PPG rincian peserta yang lulus adalah 24 peserta jenjang SMA, 22 peserta jenjang SMK, dan 3 peserta jenjang SLB di Tanjungpinang, 29 orang asal Bintan, 18 orang asal Natuna, 22 orang asal Lingga, 20 orang asal Anambas. Yang tidak lulus adalah peserta yang tidak dibiayai dari Kemenag RI,” kata Tuti.
Selanjutnya, Kabag TU Kanwil Kemenag Kepri, H. Abu Sufyan pada saat itu mengucapkan terima kasih kepada jajaran dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung atas kerja sama sertifikasi guru PAI Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021. Ia mengucap syukur peserta dari Kemenag lulus semua. Persentase yang lulus luar biasa walaupun ada yang tidak lulus, tetapi sedikit sekali.
“Semoga dengan mengikuti PPG ini dapat meningkatkan kompetensi guru dan mutu anak didik, dan semoga kedepannya ada alokasi peserta PPG dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung siap membantu. Dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan pengetahuan guru agama semakin baik yang kemudian semakin baik pula iklim keagamaan di sekolah,” harap Abu Sufyan.
Selaku tuan rumah, Kakankemenag Bintan Erman Zaruddin, mengatakan kegiatan PPG ini adalah salah satu upaya bagaimana bisa bersaing dengan negara lain. Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih atas kerja sama UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memfasilitasi kegiatan PPG yang sangat penting ini bagi para guru PAI untuk meningkatkan kualitas diri dan memajukan anak bangsa.
“Persoalan bangsa di bidang pendidikan ini adalah seputar manajerial sekolah dan mutu guru. Kalau manajerial sekolah sudah mantap dan mutu guru andal maka peran pendidikan untuk membentuk karakter bangsa bisa tercapai,” ucap Erman.
“Saat ini sudah terjadi pergeseran di dunia pendidikan, pelaksanaan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) sudah setiap hari dilaksanakan, dengan kondisi pandemi Covid-19 ini guru dipaksa mengikuti sistem ini dengan menggunakan IT. Dengan demikian, mau tidak mau guru harus menguasai IT, guru punya andil yang besar untuk memajukan anak bangsa dalam kondisi ini,” tambahnya.
“Semoga dengan mengikuti PPG ini dapat meningkatkan kompetensi mutu guru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai guru PAI,” pungkasnya.
Kemudian, Kadisdik Bintan Tamsir saat itu menyampaikan prioritas utama Dinas Pendidikan adalah menuntaskan guru-guru yang belum mendapatkan sertifikat pendidik (serdik). Tidak hanya bagi guru PAI, tetapi juga guru kelas dan guru bidang studi di jenjang SD dan SMP. “Sesuai undang-undang, serdik sudah menjadi syarat wajib untuk mendapatkan tunjangan profesi,” infonya.
Tamsir menegaskan, untuk menjadi guru itu tidak sembarangan dan tidak bisa dipaksakan, namun faktanya banyak guru-guru di sekolah yang kualifikasi nya tidak linear dengan mata pelajaran yang diampunya. “dengan background yang tidak linear dan bukan lulusan keguruan maka agar terbentur di serdik. Solusinya tidak mungkin kita berhentikan, tapi diarahkan untuk mengikuti pendidikan guru dan kemudian mendapatkan serdik. Kalau sudah punya serdik maka lebih mudah mengikuti program PPPK dan CPNS,” ujarnya.
“Arah kedepannya, kami menargetkan guru-guru di Bintan pada tahun 2024 sudah tidak ada lagi guru yang tidak punya serdik baik yang PNS maupun Non-PNS. Kami akan mensupport untuk menganggarkan dana pendampingan. Bagi yang pada tahun 2024 tidak punya maka akan dialihkan ke jabatan struktural,” bebernya.
Tamsir mengungkapkan, bahwa guru jenjang SD dan SMP cenderung lebih berat mendidik anak, karena ilmu bisa didapatkan kapan saja dan di mana saja, baik dari membaca maupun seminar. Namun selain mendidik, guru SD dan SMP juga mempunyai tanggung jawab membangun karakter anak.
“Saya berharap guru-guru di Bintan adalah guru yang profesional yang tahu karakteristik, kemampuan, dan latar belakang anak didiknya, dengan begitu guru bisa mengklasifikasikan anak didik dalam satu kelas, karena kemampuan mereka tidak sama, begitu juga pendekatan yang dilakukan tersendiri (berbeda),” pesannya.
Sementara itu, secara singkat Kadisdik Provinsi Kepri yang diwakili oleh Refri dalam sambutannya mengatakan bahwa perjuangan guru yang mengikuti PPG itu berat, karena selain dituntut untuk mengajar mereka juga dituntut untuk mengikuti diklat. Untuk itu, ia berharap nanti nya ada kemudahan agar para guru yang PPG dibebastugaskan mengajar sementara diklat agar dapat mengikuti diklat dengan baik.
“Saya juga salut dengan perjuangan guru yang mengadvokasikan kepentingan pendidikan secara langsung ke anggota dewan. Menurut saya pendekatan-pendekatan ini perlu dilakukan langsung oleh para guru sebagai bentuk pengawasan dan pengawalan anggaran di Pemda agar terkontrol terus dan mendapatkan anggaran, saya ucapkan terima kasih untuk itu,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Refri meminta kepada pihak Kemenag agar memberitahukan kuota untuk PPG tahun depannya agar dapat dikawal oleh Pemprov Kepri. Sedangkan kepada para guru, Refri meminta agar meningkatkan pemahaman IT selain meningkatkan kompetensi di bidangnya sendiri.
“Saya pesankan kepada guru yang ingin mengikuti tes PPG agar mempunyai strategi. Jangan mengejar sekolah yang dapodik nya sudah penuh. Dapodik PAI dalam 1 sekolah itu 37.5 jam setiap minggu nya, jika sudah terpenuhi maka hanya 1 orang yang yang mendapatkan tunjangan sertifikasi. Semoga guru yang sudah lama mengabdi dapat mengikuti tes PPG ini untuk meningkatkan kompetensi guru dan anak didik,” tutupnya.
Terakhir, adalah sambutan dari tim UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diwakili oleh Dr. Hariman Surya Siregar selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Tarbiyah. Ia menginformasikan bahwa Kepri menempati peringkat ke- 3 kelulusan PPG nasional tahun 2021.
“Kelulusan PPG ini tidak main-main dan tidak bisa ‘dititipkan’ karena di QC sendiri oleh Kemendikbudristek,” akuinya.
Senada dengan pembicara sebelumnya, Hariman juga berharap para guru dapat akrab dengan teknologi karena pembelajaran PPG mengharuskan peserta membuat video untuk diunggah ke sistem. Ia juga berharap kerja sama ini dapat dilaksanakan dan membuka peluang kerja sama selanjutnya di bidang lainnya. Kemudian kegiatan ditutup dengan penyerahan simbolis sertifikat kelulusan PPG kepada 2 orang guru yang hadir saat itu. (AP)