Siswi Usia 8 Tahun Peraih 18 Medali Asal Bintan Terima Penghargaan Pada Momen HAB Ke- 77
(Kemenag Bintan) – Usai
upacara pelaksanaan peringatan HAB (Hari Amal Bakti) ke- 77 Kementerian Agama
di Kantor Wilayah (Kanwil) Kementeian Agama (Kemenag) Provinsi Kepulauan Riau
(Kepri), salah satu siswi berprestasi asal Kabupaten Bintan, Fauziah Bintan
Ningrum, menerima piagam penghargaan, Selasa (3/01/2023).
Siswi kelas III MI (Madrasah Ibtidaiyah) An Nur yang akrab disapa Fauziah tersebut telah menyelami dunia karate sejak usia 6.5 tahun hingga usia saat ini 8 tahun. Hal tersebut disampaikan oleh ibundanya, Safrida Hanum, saat bersilaturahmi dengan Kepala Kantor Kemenag Bintan H. Erman Zaruddin di ruang kerjanya.
“(Fauziah) sudah mulai latihan
karate sejak usia 6.5 tahun. Awal mula ketertarikannya dengan karate adalah
kami sedang jalan-jalan dan melewati anak-anak yang sedang latihan karate di
GOKASI (Goju-ryu Karate-Do Shinbukan Indonesia) yang bertempat di gedung LAM
Bintan, saat itu ia mengatakan keinginannya untuk ikut latihan, sebagai orang
tua saya mendukung dan mendaftarkannya,” ucap Safrida Hanum yang saat itu hadir
di Kemenag Bintan bersama Kepala MI An Nur Elvy Sartika.
Dengan ketekunannya Fauziah sudah berhasil melewati sabuk putih, kuning, orange, hijau, biru, dan saat ini memegang sabut coklat. Hal ini dikarenakan dalam waktu yang singkat tersebut, gadis cilik yang tampak pendiam itu telah menyabet sebanyak 18 medali dari berbagai kejuaraan baik di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, bahkan internasional.
Berkat prestasinya yang moncer itu, Fauziah tidak lama lagi dapat memegang sabuk terakhir yakni hitam. “Namun dikarenakan usia dan fisiknya yang masih kecil jadi belum bisa dapat sabuk hitam, karena sabuk hitam biasanya dipegang anak usia SMA,” terang Safrida, sang ibunda.
Safrida menceritakan, Fauziah tidak hanya mengikuti salah satu kejuaran karate, tetapi mengikuti karate Kumite dan Kata. Kumite sendiri adalah kejuaraan yang mempertarungkan 2 karateka, sedangkan Kata adalah kejuaraan yang menilai seni beladiri individu.
“Februari tahun lalu Fauziah mendapat medali emas juara 1 Kumite dan Kata pada kegiatan Jakarta Karate Open & Festival (JKOF). Pada bulan Septembernya dia mendapat juara III pada kejuaraan internasional. Waktu itu fisiknya dinilai masih kelelahan karena berangkat menuju lokasi pertandingan di GOR Ciracas Jakarta Timur dengan moda transportasi Kapal dari sini,” kenang Safrida, warga Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur itu.
Fauziah sendiri rutin mengikuti latihan setiap hari Jumat dan Minggu pukul 4 sore. Namun khusus sebagai atlet, dirinya juga latihan setiap hari dalam TC (training center) yang diselenggarakan oleh FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia) Kabupaten Bintan.
Safrida selaku orang tua saat itu menyempatkan diri menyampaikan harapannya agar putrinya mendapat perhatian terkait pembinaan dan transportasi serta akomodasi saat mengikuti kejuaraan yang bukan diselenggarakan oleh pemerintah.
“Kejuaraan karate yang digelar oleh pemerintah hanya O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional). Pertandingan-pertandingan selain itu kami masih mengupayakan sendiri keberangkatan dan akomodasinya,” tuturnya.
Menanggapi prestasi ini, selaku Kakankemenag Bintan, Erman Zaruddin, mengucap syukur karena ada anak Bintan yang bersekolah dari MI An Nur Bintan Timur berhasil mendapatkan prestasi di bidang karate yang gemilang, bahkan hingga di tingkat nasional dalam usia muda.
“Baru kelas III MI namun sudah mendapatkan 18 medali. Ini luar biasa, seorang anak jika dilatih maka bisa memberikan prestasi luar biasa. Fauziah ini dari kecil sudah mengharumkan nama Bintan dan nama Provinsi Kepri, kita doakan anak ini terus berjaya dan pemerintah peduli akan anak-anak berprestasi seperti ini,” ungkap Erman.
Kemenag akan mengupayakan melalui BAZNAS Bintan agar bisa memberikan dukungan beasiswa prestasi. Dengan demikiaan dapat membantu Fauziah melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang lebih tinggi.
“Kemampuannya di bidang karate
tidak bisa diragukan lagi, sempat menjadi juara 1 nasional dan juara 3
internasional. Walaupun badan kecil semangat luar biasa, tahniah kepada ibu
bapaknya, dan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua bagaimana anak-anak
kita kita bimbing, kita latih, sehingga mereka bisa memiliki karakter andal
sehingga mampu maju ke tengah balai, kalau anak dari kecil sudah dilatih,
sampai besar orang tuanya tak letih,” pungkasnya. (AP)