Tausiyah ‘Ngopi’, Zainal Arifin Ketengahkan Hadist Rasulullah kepada Abu Dzar Al Ghifari
Tausiyah ‘Ngopi’,
Zainal Arifin Ketengahkan Hadist Rasulullah kepada Abu Dzar Al Ghifari
Kemenag
Bintan (Humas) – Penyuluh PPPK Kantor Kemenag Bintan, Zainal Arifin memberikan
tausiyah pada kegiatan yang bertajuk Ngobrol Perkara Iman (Ngopi) di aula
Kantor Kemenag Bintan, Jumat, 31 Mei 2024. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Kantor
Kemenag Bintan, para pejabat pengawas, pengawas madrasah, dan seluruh ASN.
Dia mengetengahkan
nasehat Rasulullah Saw kepada sahabatanya, Abu Dzar Al Ghifari sebagaimana termaktub
dalam dalam kitab Nashaihul ‘Ibad.
“Wahai Abu Dzar,
perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam, ambilah bekal yang cukup karena
perjalanannya jauh, ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui,
dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Mengetahui”.
Zainal
mengatakan pesan Rasulullah dalam hadits ini disampaikan dalam makna tersirat.
Pengertian tersembunyi dalam kata-kata kiasan di dalamnya. Nasihat sejatinya
tak hanya ditujukan kepada Abu Dzar melainkan juga kepada umat beliau secara
umum dan sepanjang zaman.
Menurut
penulis Nashaihul 'Ibad, Syekh Muhammad bin Umar Nawawi al-Bantani (Imam
Nawawi), perintah untuk memperharui perahu berarti menata niat. Niat merupakan
hal pokok dalam setiap perbuatan. Sebelum seseorang hendak berlayar, ia harus
memastikan kapal dalam kondisi siap dan aman, memeriksa mesin, mempertimbangkan
cuaca, dan lain-lain.
Begitu
pula dengan hubungan niat dan amal. Artinya, seseorang yang ingin melakukan
sesuatu hendaklah menertibkan rencana dan tujuan yang baik. Selain memantapkan
langkah, niat juga membantu seseorang untuk fokus pada arah yang digariskan,
yakni untuk mencari ridha Allah subhanahu wata’ala.
Yang
kedua, Rasulullah mengingatkan Abu Dzar dan kita semua tentang usaha untuk
menumpuk perbekalan sesempurna mungkin karena perjalanan akan panjang. Menurut
Syekh Nawawi, yang dimaksud di sini tentu adalah perjalanan akhirat yang penuh
dengan jerih payah melebihi perjalan dunia yang fana ini. Karena perjalanan
tersebut adalah perjalanan akhirat maka bekalnya pun bukan kekayaan duniawi.
“Dan
ikhlaslah dalam beramal, sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui,” pintanya.
Hatiman.