Zulfa Hudiyani Jelaskan Bias Kognitif Yang Mungkin Muncul Pada Manusia (Bagian 2)
Zulfa
Hudiyani Jelaskan Bias Kognitif Yang Mungkin Muncul Pada Manusia (Bagian 2)
Kemenag
Bintan (Humas)—Zulfa Hudiyani, Pengajar STAIN SAR Kepri dan Ketua Rumah MB
STAIN SAR Kepri menguraikan dengan apik bias kognitif yang mungkin saja
dimiliki kita semua sebagaimana manusia. Dia menyampaikan itu ketika menjadi
narasumber pada kegiatan seminar Moderasi Beragama bagi guru PAI dan siswa SMA
di aula Kantor Kemenag Bintan belum lama ini.
Bias
kognitif selanjutnya adalah egocentric hypocrisy, berupa kecenderungan alamiah
manusia untuk tidak menghiraukan inkonsistensi – misalnya antara kata dan
perbuatan, atau antara standar yang kita pakai untuk diri sendiri dengan yang
kita terapkan untuk orang lain.
Cara
mengoreksinya adalah secara berkala membandingkan standar yang kita pakai untuk
diri sendiri dengan yang kita terapkan untuk orang lain. Bila anda tidak
menemukan inkonsistensi dalam pikiran maupun perilaku anda, bertanyalah apakah
anda sudah bertanya atau menggalinya cukup tajam.
Bias
kognitif selanjutnya adalah egocentric oversimplification adalah kecenderungan
alamiah untuk mengabaikan kompleksitgas masalah dengan lebih memilih pandangan
yang simplistic bila kompleksitas tadi mengharuskan kita untuk mengubah
pendapat.
Cara mengoreksinya adalah dengan secara reguler
memfokuskan pikiran pada kompleksitas masalah, secara eksplisit
memformulasikannya dalam kata-kata.
Bika
anda tidak menemukan bahwa anda telah menyederhanakan banyak masalah penting,
bertanyalah apakah anda telah benar-benar mengkonfrontasi diri anda dengan
kompleksitas dalam masalah yang anda hadapi.
Bias
kognitif lainnya adalah egocentric blindness, berupa kecenderungan alamiah
untuk tidak memperhatikan fakta dan bukti yang berlawanan dengan kepercayaan
dan nilai-nilai kita.
Mengoreksi
bias kognitif jenis ini dilakukan secara eksplisit mencari fakta dan bukti
tersebut. Bila anda tidak mendapati diri anda mengalami keresahan dalam mencari
fakta dan bukti ini, maka anda perlu bertanya apakah anda telah secara serius
menanggapi fakta dan bukti ini.
Bila
anda dapati bahwa semua kepercayaan anda benar sejak awalnya, maka mungkin anda
telah secara canggih mengelabui diri sendiri.
Hatiman.