Giat Ngopi, ASN Kemenag Bintan Disuguhi Sejarah Umar bin Abdul Aziz
Giat Ngopi, ASN Kemenag Bintan Disuguhi Sejarah Umar bin Abdul Aziz
Kemenag Bintan (Humas) – Giat Ngobrol Perkara Iman (Ngopi) menghadirkan Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag Bintan, Muhammad Hasbi yang menyampaikan sejarah panjang Umar bin Abdul Aziz. Giat Ngopi di Kemenag Bintan sudah berlangsung sejak 6 tahun yang lalu. Kali ini kegiatan digelar di aula Kantor Kemenag Bintan, Ceruk Ijuk, Jumat, 4 Oktober 2024.
Kita lanjutkan sejarahnya. Nah, setelah penobatannya, Umar bin Abdul Aziz dalam pertemuan pertama dengan rakyatnya setelah menjadi khalifah mengatakan "Wahai manusia, sungguh aku diuji dengan jabatan yang tidak pernah terpikirkan olehku dan aku akan memikulnya, apalagi memintanya dan tanpa musyawarah kaum muslimin. Sungguh aku membebaskan kalian untuk membaiat siapa saja. Oleh karenanya, pilihlah orang yang pantas menurut kalian." Pada saat itu, massa berteriak bahwa setuju atas pemilihannya sebagai khalifah.
Dalam pidato pertamanya sebagai khalifah, tepatnya pada Jumat 10 Shafar 99 H, dia menyampaikan beberapa hal penting dalam pemerintahannya, yaitu:
Pertama, komitmen Umar bin Abdul Aziz untuk mengamalkan kitab dan sunnah. Serta tidak akan melayani debat masalah syariat agama, karena ia hanya seorang pelaksana. Syariatnya juga jelas bahwa ia menghalalkan apa yang Allah halalkan, begitu juga sebaliknya.
Kedua, dia membolehkan para pendamping dan orang-orang terdekatnya memberikan saran dan masukan yang baik.
Ketiga, dia juga mengingatkan manusia dari akibat buruk di dunia seandainya mereka berbuat buruk, dan meminta mereka untuk membaguskan batin dan mengingat kematian.
Keempat, dia berjanji tidak akan menahan hak seseorang. Umar juga menjelaskan bahwa kewajiban mereka bahwa mereka harus taat kepadanya selama ia taat kepada Allah. Dan tidak taat kepadanya apabila ia bermaksiat kepada-Nya.
Kelima, kepribadian yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz adalah kepribadian pemimpin yang memukau. Dia memiliki sifat seorang pemimpi Rabbani, diantaranya adalah iman yang dalam kepada Allah dan keagungan-Nya, ketakutan kepada-Nya, memiliki pengetahuan yang luas, zuhud, tawadhu', menerima nasehat, tegas, dan sifat terpuji lainnya.
Dengan sifatnya tersebut, Umar bin Abdul Aziz mampu melaksanakan perbaikan dan pembaruan begitu banyak atas pilar kekhalifahan yang roboh akibat kekuasaan yang zalim. Ia juga mampu melewati berbagai hal dan rintangan, sehingga usahanya membuahkan hasil besar pada individu, masyarakat, dan negara.
Hatiman.