Giat Ngopi, Ustadz Marwan Ceritakan Kisah Profesor Dan Tukang Perahu
Giat Ngopi, Ustadz Marwan Ceritakan Kisah Profesor Dan Tukang
Perahu
Kemenag Bintan (Humas)_ Giat Ngobrol Perkara Iman (Ngopi) Kantor
Kemenag Bintan, Jumat, 14 Juli 2023, Ustadz Marwan mengatakan kehidupan dunia
hanya sementara saja. Kehidupan yang kekal hanya di akhirat. Dalam kegiatan
yang dilaksanakan secara rutin di Musala al Muhajirin Kemenag Bintan itu, dia
menyebutkan hidup di dunia untuk mencapai kehidupan hakiki akhirat melalui
perbuatan baik yang kita lakukan selama hidup.
“Nabi mengatakan bekerjalah di dunia ini seumpama kamu hidup
selamanya tetapi beribadahlah seolah kamu mati besok. Prinsipnya bekerjalah
semua yang bisa diselesaikan hari ini jangan tunda sampai besok karena besok
akan ada pekerjaan lagi. Beribadah pun seperti salat jika sudah selesai pekerjaannya
maka akan lebih khusu',” ujarnya.
Kebaikan dilaksanakan dengan kunci ikhlas tanpa tendensi apapun
bahkan hubungan darah sekalipun.
Marwan menceritakan kisah professor dan tukang perahu. Kisah yang
populer dari buku “Public Speaking Mastery”.
Dikisahkan seorang tukang perahu mendayung perahu
yang dinaiki seorang profesor. Hari menjelang sore dan perahu itu lewat di
dekat hutan rindang. Daun-daun pepohonannya hanyut terbawa air. Sambil
mengambil beberapa helai daun itu, sang profesor bertanya kepada tukang perahu,
“tukang perahu, apakah anda pernah belajar botani?” dengan bingung tukang
perahu itu menatap sang profesor dan menjawab “saya tidak pernah belajar hal
itu. Sang profesor berkata ” Wah anda kehilangan 30% hidup anda karena tidak
pernah belajar mengenai botani.
Selang beberapa saat, perahu melewati daerah dengan
beberapa bebatuan besar berjajar ditepian sungai. Sang profesor pun bertanya
lagi “tukang perahu, apakah anda pernah belajar geologi?”, dengan sedikit
kebingungan tukang perahu menjawab “tidak pernah pak, saya tidak mengerti apa
itu geologi”. Sang profesor berkata “nah, anda baru saja kehilangan 30% lagi
dari hidup anda karena tidak pernah belaajar geologi”.
Perahu terus melaju dan terlihat gunung di kejauhan.
Sang profesor sekali lagi bertanya, “tukang perahu, apakah anda pernah belajar
geografi?” dengan malu dan kepala tertunduk , menjawablah tukang perahu
tersebut ” saya tidak tahu apa itu geografi tuan”. Sang profesor berkata “anda
sudah kehilangan 90% dari hidup anda karena tidak pernah belajar hal-hal itu”.
Hari bertambah sore dan angin bertiup makin kencang.
Arus sungai menjadi makin deras dan menerpa perahu itu. Akhirnya perahu itu pun
terbalik. Saat berusaha berenang ketepian, teringatlah tukang perahu akan sang
profesor. Dengan suara nyaring dia berteriak , “pak, apakah anda pernah belajar
berenang?” Di tengah kepanikan agar tidak tenggelam, profesor itu menjawab,
“tidak pernah”.
Mendengarnya, dengan nada serius tukang perahu itu berkata
“anda akan kehilangan 100% hidup anda karena tidak pernah belajar berenang
pak”.
“Interaksi sosial dilandasi dengan sikap saling menghargai karena
setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan,” pesan Marwan.
Prahum_Hatiman