Berita

Giat Ngopi, Ustadz Rio Putra Uraikan Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

Berita

Giat Ngopi, Ustadz Rio Putra Uraikan Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

 

Kemenag Bintan (Humas) – Ustadz Rio Putra, salah satu penyuluh agama Islam kecamatan Toapaya menjadi narasumber pada giat Ngobrol Perkara Iman (Ngopi) di aula Kantor Kemenag Bintan, Jumat, 27 September 2024. Giat Ngopi diikuti oleh para pejabat pengawas, pengawas madrasah dan seluruh ASN.

 

Ustadz Rio mengatakan ada tiga perkara yang dapat mendekatkan seorang muslim kepada Allah Swt. Dengan ridho Allah, seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga hal tersebut adalah pertama menegakkan salat di awal waktu, berbakti kepada kedua orang tua dan berjihadlah di jalan Allah Swt.

 

Tentang keutamaan berbakti kepada orang tua, Ustadz Rio menjelaskan berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan dasar diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu dia berkata “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah? Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah[Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9].

 

Ridha Allah tergantung kepada keridlaan orang tua. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu HIbban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari sahabat Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Ridla Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua[Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)].

 

Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih tersebut.

 

Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dari Ibnu Umar, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yang lain, Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.

 

Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anaku.

 

Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. Maka batu yang menutupi pintu gua itupun bergeser[Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil Amal]

Hatiman.

Bagikan Postingan Ini:
© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan