Berita

Kemenag Bintan Gelar FGD Early Warning System Cegah Konflik Keagamaan

Berita

Kemenag Bintan Gelar FGD Early Warning System Cegah Konflik Keagamaan

 

Kemenag Bintan (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bintan melalui Seksi Bimas Islam menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) early warning system untuk pencegahan dini konflik keagamaan Islam. Kegiatan digelar di Resto Apung, Teluk Bintan, Senin, 27 Oktober 2025.

 

Hadir dalam kegiatan tersebut Kakan Kemenag Bintan, pejabat pengawas, perwakilan MUI, perwakilan NU, perwakilan Muhammadiyah, para Kepala KUA dan sejumlah peserta.

Kasi Bimas Islam Kemenag Bintan, H. Muhammad Ridwan mengatakan peserta kegiatan sebanyak 20 orang dengan melibatkan berbagai unsur.

 

Dia berharap melalui kegiatan tersebut, Kemenag dapat mempercepat implementasi early warning system (EWS) dalam cegah dini potensi konflik. Dia mengatakan program EWS merupakan langkah strategis Kemenag untuk Mencegah sekaligus meredam berbagai potensi konflik sosial bernuansa keagamaan Islam.

 

“Dengan menempatkan KUA sebagai fokus utama, EWS diharapkan menjadi instrument penting dalam menjaga kerukunan umat beragama di tingkat akar rumput,” ujarnya.

 

Sementara itu FGD juga mendengarkan berbagai saran yang disampaikan oleh peserta kegiatan. Selain mencatat setiap pertanyaan dan saran yang disampaikan, FGD juga berfokus pada pemecahan masalah.

 

Di lokasi yang sama, Kakan Kemenag Bintan, H. Abu Sufyan menegaskan ASN Kemenag Bintan wajib menjadi actor utama dalam meciptakan suasana yang sejuk dan damai baik antar umat beragama maupun intern umat beragama. Untuk itu dia berharap KUA menjadi garda terdepan dalam melestarikan suasana damai itu.

 

Terdapat tiga komponen penting yang mendukung peran KUA dalam pelaksanaan EWS. Pertama, penguatan organisasi KUA beserta tugas, fungsi, dan jejaring pelayanan keagamaannya. Kedua, pemberdayaan sumber daya manusia, terutama penghulu dan penyuluh agama yang dinilai sebagai aktor strategis.

 

Ketiga, penataan sistem kerja KUA agar sesuai dengan kebutuhan pencegahan konflik.

 

“Penghulu dan penyuluh adalah muharrik (penggerak) sejati dalam implementasi EWS. Mereka berada di garis depan dalam melakukan deteksi dini sekaligus pencegahan dini,” pesannya.

 

Dia nemabahkan secara keseluruhan, Ormas keagamaan Islam bukan sebagai komponen inti EWS Kemenag, tetapi berperan sebagai mitra strategis yang penting dalam mendukung keberhasilan program EWS di lapangan. Ormas dapat menjadi mitra dalam forum komunikasi dan dialog untuk memetakan potensi konflik dan mencari solusi.

 

Hatiman.

Bagikan Postingan Ini:
© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan