Kepala KUA Kec. Bintan Pesisir Isi Tausiah Sambut 10 Muharam 1444 H di Masjid Besar Al-Ma'ruf Desa Kelong
(Kemeng Bintan) - Selasa,
(9/8/2022), Kepala KUA Kecamatan Bintan Pesisir, H. Ramli Hamid menghadiri
peringatan 10 Muharam 1444 H di Masjid Besar Al-Ma'ruf Desa Kelong. Kegiatan
ini merupakan tradisi yang digelar sekali dalam setahun tepatnya tanggal 10
Muharam atau yang lebih dikenal dengan kegiatan menyambut Asyura.
Kegiatan asyura ini dihadiri Ketua MUI Bintan Pesisir, Ketua PHBI Bintan Pesisir, Kepala Desa Kelong, Ketua BPD Desa Kelong, majelis taklim, tokoh agama, tokoh masyarakat dan bertempat di ruang utama Masjid Besar Al-Ma'ruf. Acara dimulai bakda salat maghrib yang diisi dengan ceramah agama dan doa bersama yang dipimpin oleh Kepala KUA Kec. Bintan Pesisir. Setelah salat Isya berjemaah kemudian dilanjutkan dengan menyantap hidangan bubur asyura.
Kepala KUA Kecamatan Bintan Pesisir, Ramli Hamid, dalam tausiahnya menjelaskan tentang sejarah puasa asyura dan filosofi yang terkandung didalam bubur asyura. Ia menuturkan, bagi umat muslim disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam serta 11 Muharam dan diyakini dapat menghapus dosa setahun yang lalu berdasarkan hadis Nabi Muhammad Saw.
“Suatu ketika Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, puasa Asyura dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu" (HR. Muslim),” kata Ramli saat itu.
Ramli menambahkan, puasa Asyura dalam perjalanan sejarah Islam berkaitan dengan kejadian saat Nabi Muhammad Saw pertama kali hijrah dari Makkah ke Madinah. Nabi Muhammad kala itu menemukan kaum Yahudi yang merayakan hari ke-10 Tishri. Nabi Muhammad pun bertanya tentang puasa mereka yang kemudian dijawab bahwa puasa tersebut sebagai ungkapan rasa syukur karena Allah menyelamatkan Bani Israil dari gempuran musuh-musuh mereka.
“Kaum Yahudi tersebut menjawab ini adalah hari yang baik bagi mereka, karena ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israel dari gempuran musuh-musuh mereka. Karena itu, sebagai ungkapan rasa syukur, Musa AS mandi pada hari ini. Mendengar jawaban tersebut, Nabi Muhammad menjawab, Kami lebih layak mengikuti jejak Musa As,” terang Ramli.
“Sejak saat itu Nabi kemudian memerintahkan umat Islam untuk berpuasa 10 Muharam. Namun, agar tidak menyerupai syariat Yahudi, Nabi Muhammad Saw memerintahkan untuk merencanakan puasa sehari sebelum dan sesudahnya,” sambungnya.
Ramli juga menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari bubur asyura yaitu mengajarkan tentang kebersamaaan. Hal ini dapat dilihat dari bahan-bahan bubur Asyura yang terdiri dari santan kelapa, pisang, nangka masak gula merah, sagu dengan butiran keras, kacang hijau, labu kuning, ubi dan ada juga yang dicampur dengan bahan daging atau ikan serta bahan lainnya yang disatukan dalam aneka rempah dan bumbu masakan jadilah bubur asyura yang memiliki cita rasa yang khas.
“Namun, rasa bubur asyura bisa berbeda antardaerah, mengingat bahan yang dipakai juga berbeda. Dengan merayakan hari asyura atau 10 Muharam tahun ini, mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan dan kuatkan kebersamaan dalam membangun kehidupan beragama yang harmonis dan dinamis dalam perbedaan," jelas Ramli menutup tausiahnya. (ramli/AP)