Berita

Pendeta Evans D. Dongoran Jelaskan Esensi Teladan Tuhan

Berita

Pendeta Evans D. Dongoran Jelaskan Esensi Teladan Tuhan

 

Kemenag Bintan (Humas) – Pendeta Evans D. Dongoran menjadi salah satu narasumber pada kegiatan pembinaan guru agama Kristen yang diselenggarakan oleh Kantor Kemenag Bintan belum lama ini. Kegiatan digelar di De Villa Bintan, Lintas Barat.

 

Kepada peserta, Pendeta Evans menjelaskan selama berada di dunia kehidupannya memberikan teladan bagi umat Tuhan untuk hidup dalam pluralitas, Yesus hidup ditengah-tengah pluralitas agama dan kepercayan yang ada pada saat itu. Sebagai seorang Yahudi ia harus tetap mempertahankan kemurnian Yudaisme ditengah-tengah pengaruh Helenisme dan agama Romawi.

 

Sekalipun Yesus hidup di tengah pluralitas agama tidak pernah berkompromi terhadap keadaan yang ada. Meskipun para Imam pada waktu itu banyak yang menyimpang dan terpengaruh dengan Helenisme dan agama Romawi, seperti korban dipersembahkan setiap hari di bait Allah kepada Yahwe atas nama kaisar Roma. Bait Allah dinodai oleh korban babi yang bagi orang Yahudi merupakan kenajisan.

 

Yesus dalam menggarami dan menerangi dunia tidak dengan kompromi ataupun dengan kekerasan, namun Ia menggarami dan menerangi melalui cara hidupnya yang penuh dengan kasih. Kehidupan Yesus tidak pernah terlepas dari kehidupan sosial. Yesus tidak pernah menganjurkan umatnya menghindari atau menarik diri dari kehidupan sosial. Yesus sangat peduli dengan kehidupan sosial. Ia datang menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, orang yang tertindas dan orang yang lemah (Luk. 4:18-19).

 

Umat Tuhan dipanggil oleh Allah untuk hidup dalam lingkungan masyarakat yang pluralis dan peduli dengan keadaan masyarakat yang ada, sambil berusaha menjadikan masyarakat lebih sesuai dengan kehendak Allah melalui kesaksian hidup kita. Dalam Kekristenan Hukum Kasih menjadi kehidupan dalam berteologi/ bersikap.

 

Dalam membangun sikap Moderasi Beragama didasarkan kepada Kasih Kepada Allah. Kasih kepada Allah harus diimplikasikan dalam Kasih kepada Sesama manusia. Sikap toleransi dijunjung tinggi, toleransi tidak harus mengnyangkal iman yang eksklusif, melainkan dengan dasar iman yang eksklusif dapat menciptakan rasa toleransi. Menghargai dan mengasihi sesama yang berbeda agama bukan berarti menerima (Kompromi) dan percaya kepada agama lain, namun dalam membangun sikap toleransi harus didasari prinsip kasih.

 

Evans.

Bagikan Postingan Ini:
© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan