Berita

Pimpin Apel Pagi, Muhammad Ridwan Bagikan Kisah Inspiratif

Berita

Pimpin Apel Pagi, Muhammad Ridwan Bagikan Kisah Inspiratif

 

Kemenag Bintan (Humas) – Muhammad Ridwan, Kasi Bimas Islam Kemenag Bintan kembali membagikan kisah inspiratif. Kisah inspiratif tersebut dia bagikan dalam giat apel pagi, Rabu, 3 Desember 2025 di hadapan para pejabat pengawas dan ASN Kemenag Bintan. Apel pagi merupakan kegiatan rutin harian yang digelar dalam rangka menjaga disiplin dan berbagi informasi bagi ASN Kemenag Bintan yang digelar di halaman Kemenag Bintan, Ceruk Ijuk.

 

Muhammad Ridwan kali ini membagikan kisah inspiratif tentang makna mengapresiasi posisi setiap individu. Alkisah, suatu hari bertemulah sang Profesor Pengajar dan seorang petani. Dalam percakapan pagi yang cerah, Profesor menantang Petani untuk adu ilmu masing-masing. Hadiahnya jika sang Petani tidak bisa menjawab pertanyaan Profesor dengan benar, maka Petani harus membayar seratus ribu rupiah dan sebaliknya jika Profesor tidak bisa menjawab pertanyaan petani dengan benar, maka Profesor wajib membayar satu juta rupiah.

 

Dimulai dengan pertanyaan sang Profesor. Pertanyaan adalah berapa jarak bumi dan matahari dalam tata surya? Sang Petani yang polos menjawab seketika bahwa dia tidak mengetahuinya. Sebagai konsekuensinya, dengan berat Petani itu mengulurkan uang kepada Profesor sebesar seratus ribu.  

 

Permainan dilanjutkan, sang Petani dengan yakin mengajukan pertanyaan, hewan apa yang jika menanjak bukit menggunakan tiga kaki dan jika menuruni bukit dengan empat kaki? Sang Profesor sontak kaget dengan pertanyaan, dan dia mengaku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Sebagai konsekuensi juga, sang Profesor merogoh kantong sebesar satu juta rupiah untuk diberikan kepada petani.

 

“Apa makna dari cerita itu? Dan siapa yang lebih diuntungkan?” tanya Ridwan kepada peserta apel.

 

Maknanya, kata Ridwan, jelas petani lebih beruntung karena dia memiliki margin keuntungan 900 ribu rupiah dari permainan itu. Pun dalam dunia kerja, Ridwan meminta koleganya untuk menghargai semua orang. Betapa pun pintar atau tingginya jabatan seseorang, maka dia wajib menghargai eksistensi koleganya.

 

Untuk menjawab itu, Ridwan mengatakan perlunya kinerja dengan kolektif kolegial, bukan sekedar intruksi tanpa arah dan menyalahkan.

 

Hatiman. 

Bagikan Postingan Ini:
© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan