Survei MB PAI SMA Negeri Di Bintan Selesai, Adison Pastikan Moderasi Beragama Berkembang di Bintan
Survei MB PAI SMA Negeri Di Bintan Selesai, Adison Pastikan Moderasi Beragama Berkembang di Bintan
Kemenag Bintan (Humas)_ Balai Penelitian dan Pengembangan Jakarta menggelar survey bertajuk pengukuran pemahaman keagamaan moderat di kalangan guru PAI di SMA Negeri di wilayah provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan dilaksanakan selama 6 hari, 13 - 18 Februari 2023.
Ketika dimintai komentarnya tentang kegiatan tersebut, Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Jakarta, Adison A. Sihombing menjelaskan proses pengembilan data dilakukan dengan mendistribusikan link google-form melalui Pejabat di Kanwil Kemenag Prov Kepri cq Kabid Pakis dan Bpk KanKemenag Kab Bintan.
Hingga saat ini, data yang telah masuk dalam link gogle-form sebanyak 124. Proses pengambilan data selain melalui survey, tim peneliti Litbang Kemenag, Adison Adrianus Sihombing dan Nopem Habibi juga melakukan wawancara terhadap sejumlah guru yang dipilih dari wilayah kabupaten Bintan.
Tujuannya adalah untuk melengkapi data kuantitatif sekaligus melakukan pendalaman. Hasil wawancara terhadap 8 orang guru PAI di SMAN menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dari pemahaman dan pengakuan guru bahwa Moderasi Beragama penting dan diperlukan untuk kehidupan NKRI yang majemuk bukan hanya dari segi agama.
“Mereka mendukung program moderasi pemerintah. Semua mengakui. Bahwa mereka merasa nyaman, happy dan baik-baik saja hidup bersama, bekerjasama dengan sesama guru yang berbeda keyakinan dan mempunyai siswa yang berbeda di sekolah tempat mengajar,” kata Adison A. Sihombing tentang surveinya itu.
Dia menambahkan lingkungan sekolah juga telah memberikan ruang dan menumbuhkan sikap-sikap toleran, mampu menerima sesama yang berbeda keyakinan. Hal ini ditunjukkan kegiatan rohani hari Jumat, masing-masing siswa melakukan kegiatan pembinaan kerohanian di tempat yang telah disediakan dan didampingi oleh guru. Dari pengamatan guru, di sekolah selama ini belum ada konflik muncul diantara siswa karena perbedaan keyakinan.
Kesimpulan sementara peneliti berdasarkan data kualitatif hasil wawancara, moderasi beragama telah bertumbuh dan berkembang dengan baik. Kemampuan untuk hidup toleransi, rukun dan bekerjasama tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan.
“Ini merupakan potret hasil pembinaan Pimpinan Kemenag yang ada di Kepri. Nilai-nilai kebaikan ini semoga tetap dapat terus dijaga, dipelihara, dihidupi dan dihayati agar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat tetap kokoh, kuat. Semoga temuan kualitatif ini nanti senada dan seirama dengan data kuantitatif hasil survey”, ujarnya.
“Tidak lupa kami sampaikan atas kebaikan, penyambutan, pelayanan dan bantuan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan tugas dengan happy. Sekali lgi salam hormat, terima kasih yang tulus kepada Kakanwil, Kabag Tata Usaha, Kabid Pakis, Kepala Kankemenag Bintan beserta seluruh jajarannya,” imbuhnya.
Menyikapi simpulan survey tersebut, Kepala Kemenag Bintan, H. Erman Zaruddin mengatakan pihaknya telah melakukan pembinaan secara simultan untuk membangun kehidupan yang moderat di Bintan.
Menurutnya insersi nilai-nilai moderasi beragama di Bintan sudah menyasar seluruh masyarakat Bintan.
“Masyarakat Melayu Kepulauan Riau memang dikenal sebagai masyarakat muslim yang terbuka. Keberhasilan moderasi beragama di Kepulauan Riau bukan hanya hasil kerja keras Kementerian Agama, tetapi ini sudah menjadi budaya sejak masa lalu,” jelas Erman Zaruddin.
“Antara umat beragama selalu hidup berdampingan. Hubungan intern umat beragama, antara umat beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah sudah terjalin dengan baik,” tegasnya.
Erman menjelaskan kearifan lokal pada masyarakat Melayu Kepulauan Riau telah membuktikan bahwa hidup berdampingan itu sangat indah.
“Bisa kita saksikan di banyak lokasi pembangunan rumah ibadah letaknya tidak berjauhan dan tidak ada persoalan. Kita bisa melihat di Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Batam dan hampir seluruh Kepulauan Riau. Kita terus berharap kondisi ini bisa dipertahankan, karena kerukunan umat beragama menjadi penguat ketahanan bangsa dan NKRI,” pungkasnya.
(Prahum_Hatiman)